Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Informasi Penting Terkait Corona COVID-19 dari UNICEF

Informasi terkait cara pencegahan penyebaran corona COVID-19 mengatasnamakan UNICEF banyak menyebar di media sosial. Informasi ini menyesatkan.

Hoaks Informasi Penting Terkait Corona COVID-19 dari UNICEF
Header Periksa Fakta. tirto.id/Quita

tirto.id - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) secara resmi telah mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi. COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus atau virus corona baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina, pada akhir tahun lalu.

Pengumuman COVID-19 sebagai pandemi ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (11/3/2020). Tedros mengatakan bahwa penyebutan pandemi tak berarti WHO mengubah sarannya tentang apa yang harus dilakukan oleh banyak negara. Namun, ia meminta pemerintah untuk mengambil "tindakan mendesak dan agresif," seperti dikutip dari BBC.

Di media sosial, info terkait bagaimana masyarakat sebaiknya menghadapi virus ini telah banyak beredar, termasuk informasi dari WHO sendiri. Salah satu informasi yang beredar adalah terkait informasi pencegahan virus corona baru dari UNICEF, lembaga PBB yang fokus di bidang kemanusiaan, pembangunan dan anak-anak.

Informasi ini salah satunya dibagikan oleh laman Facebook Tips dan Inspirasi Bundaku. Laman itu menuliskan pesan demikian:

*INFORMASI PENTING*

1. *Corona* merupakan *virus berukuran besar.* Diameter virus ini 400-500 micro, sehingga *masker jenis apa pun dapat mencegah masuknya ke tubuh kita* dan tidak perlu menggunakan masker yang mahal.

2. Virus corona tidak melayang di udara, tapi *menempel pada benda,* sehingga penularannya tidak melalui udara.

3. Apabila menempel di permukaan logam, virus corona dapat hidup selama 12 jam. *Mencuci tangan dengan sabun dan air sudah cukup.* 4. Apabila menempel di kain, *virus corona* dapat *hidup* selama *9 jam,* sehingg mencuci pakaian atau menjemurnya di bawah *sinar matahari selama 2 jam* sudah cukup untuk membunuhnya.

5. Apabila menempel di tangan, virus corona dapat hidup selama 10 menit, sehingga menyediakan _*sterilizer*_ *berbahan dasar alkohol* cukup untuk berjaga-jaga.

6.Apabila berada di *udara bersuhu 26-27 °C*, virus *corona akan mati* sehinga tidak hidup di daerah panas . Di samping itu, *minum air panas dan berjemur* di bawah *sinar matahari* sudah cukup sebagai pencegahan.

Menghindari makanan dan minuman dingin termasuk ice cream sangat penting.

7. *Berkumur* sampai dalam dengan *air hangat dan garam* akan membunuh virus corona di sekitar anak tekak (telak - Jw.) dan mencegahnya masuk kedalam paru-paru.

Dengan mengikuti petunjuk ini cukup untuk mencegah virus corona.

UNICEF

Tolong sebarkan informasi ini untuk mencegah timbulnya ketakutan yang tidak perlu. - #regrann

Kendati mencomot nama UNICEF, dalam unggahannya, laman tersebut tidak membagikan tautan mengenai informasi terkait dari laman resmi UNICEF. Unggahan ini telah mendapat sekitar 1.800 likes dan dibagikan lebih dari 8.700 kali di Facebook ketika tulisan ini dimuat.

Tak Hanya di Indonesia

Informasi yang dibagikan oleh laman Facebook tersebut ternyata tidak hanya ditemukan di Indonesia, namun juga di berbagai belahan dunia dan telah diterjemahkan dalam sejumlah bahasa. UNICEF sendiri telah memperingatkan publik bahwa informasi tersebut palsu.

Wakil Direktur Eksekutif UNICEF untuk Kemitraan Charlotte Petri Gornitzka menegaskan agar pembuat informasi tersebut untuk berhenti menyebarkan informasi yang tidak akurat tersebut. "Informasi yang salah selama masa krisis kesehatan dapat menyebarkan paranoia, ketakutan, dan stigmatisasi," katanya. "Hal ini juga dapat menyebabkan orang menjadi tidak terlindungi dengan baik atau lebih rentan terhadap virus."

Tujuh poin yang terdapat dalam pesan tersebut memang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pada laman informasi resmi dari UNICEF terkait COVID-19 memang tidak ditemukan tujuh poin informasi tersebut.

Sebaliknya, ada enam poin penting yang menurut UNICEF harus diketahui oleh publik, termasuk cara penularan COVID-19 dan gejala-gejala orang yang terpapar penyakit tersebut. Informasi yang lebih lengkap dapat diakses pada tautan video pada laman resmi tersebut.

Gornitzka mengatakan bahwa menghindari memakan es krim atau makanan dingin lainnya untuk mencegah penularan virus tersebut merupakan informasi yang sepenuhnya tidak benar.

Informasi lebih lanjut terkait pencegahan penyebaran COVID-19 berdasarkan standar dari WHO, dapat dilihat pada tautan berikut.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Windu Jusuf