tirto.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau kepada masyarakat maupun kepala daerah untuk menghindari aktivitas kerumuman massa.
Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT menyampaikan, akibat kerumunan ini jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan mengalami kenaikan. Hal tersebut merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita Covid baik yang dirawat maupun yang OTG (Orang Tanpa Gejala).
Selain itu, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid.
"Kami menghinbau masyarakat dan kepalandaerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktifitas yang melibatkan berkerumunnya massa. Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," kata Adib dalam keterangan tertulis kepada media, Selasa (15/12/2020).
Tim Mitigasi IDI berharap para pemimpin daerah terpilih untuk memprioritaskan penanganan Pandemi Covid-19. Usulannya, para kepala daerah ini meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan seraya melindungi para tenaga medis dan kesehatan.
Tim Mitigasi IDI juga mengimbau, meski vaksin Covid-19 tersedia, setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Alasannya situasi penularan Covid di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali.
Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada semua orang untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M). Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini, kata Adib, akan berlalu dengan kerja sama seluruh pihak.
Dr Drg Sri Hananto Seno, SpBM(K), MM, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menambahkan, kendati situasi pandemi, masyarakat agar tetap memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan Covid.
"Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi terutama mengingat penularan utama Covid adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak," ingatnya.
Sementara Harif Fadhilah, S.Kp, SH, M.Kep, MH selaku Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menjelaskan bahwa berdasarkan data, selain perawat yang bertugas di rumah sakit, para petugas kesehatan (perawat) di Puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua. Data ini menunjukkan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.
"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Dinas Kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien Covid yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia," tegas Harif.
Berdasarkan data Tim Mitigasi IDI dari Maret hingga 15 Desember 2020 ini, terdapat total 363 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid. Jumlah total itu terdiri dari 202 dokter dan 15 dokter gigi, dan 146 perawat.
Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), dan 92 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen, dan 1 dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Data Nakes Wafat Berdasarkan Provinsi per 15 Desember
- Jawa Timur 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 43 perawat,
- DKI Jakarta 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat,
- Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat,
- Jawa Barat 20 dokter, 4 dokter gigi, dan 19 perawat,
- Jawa Tengah 21 dokter dan 22 perawat,
- Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat,
- Banten 7 dokter dan 2 perawat,
- Bali 6 dokter,
- DI Aceh 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Timur 5 dokter dan 3 perawat,
- Riau 5 dokter,
- DI Yogyakarta 6 dokter dan 2 perawat,
- Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat,
- Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat,
- Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat,
- Sulawesi Utara 3 dokter,
- Nusa Tenggara Barat 2 dokter dan 1 perawat,
- Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat,
- Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat,
- Lampung 1 dokter dan 1 perawat,
- Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,
- Bengkulu 1 dokter,
- Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi,
- Papua Barat 1 dokter
- Papua 2 perawat,
- Nusa Tenggara Timur 1 perawat,
- Kalimantan Barat 1 perawat, serta
- DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat,
- Pemerintah Pusat dan Daerah Harus Memprioritaskan Penanganan Covid dengan Meningkatkan Fasilitas Kesehatan
- Aktivitas masyarakat yang berkerumun tidak hanya berdampak pada melonjaknya penderita Covid namun juga kematian tenaga medis dan kesehatan
- Menghimbau agar dalam kehidupan adaptasi baru ini, masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dan menghindari aktifitas yang melibatkan kerumunan
- Menghimbau masyarakat agar meski vaksin Covid sudah tersedia, namun untuk perlindungan maksimal maka harus tetap juga menjalankan protokol kesehatan
- Menghimbau para tenaga medis dan kesehatan agar tetap waspada dan tetap menggunakan APD dalam menjalankan tugas
Editor: Iswara N Raditya