tirto.id - Pascabencana badai Matthew sedikitnya 1,4 juta orang membutuhkan bantuan darurat. Karena itu, PBB mengimbau agar krisis kemanusiaan yang tengah dihadapi Haiti ini mendapatkan respons dari masyarakat internasional. "Respons masif diperlukan," tegas Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, seperti dilansir Antara, Selasa (11/10/2016).
Badai ini, menurut laporan Antara pada Senin (10/10/2016), telah menewaskan sebanyak 1.000 orang dan mulai dimakamkan dalam sejumlah kuburan massal. Selain itu, Matthew juga meratakan rumah, mencemari sumber air bersih, membunuh hewan ternak. "Beberapa kota dan desa hampir hilang dari peta," ungkap Ban. Ia menambahkan bahwa tak hanya lebih dari 300 sekolah yang rusak, panen dan cadangan makanan pun mengalami hal serupa.
Korban selamat pun memohon agar bantuan bisa datang lebih cepat. Menindaklanjuti itu, permohonan dana bantuan 120 juta dolar AS (sekitar Rp1,55 triliun) pun telah diajukan PBB untuk memenuhi kebutuhan di Haiti selama tiga bulan ke depan. "Angka-angka dan kebutuhan ini akan meningkat saat lebih banyak daerah dapat dijangkau,” jelasnya.
Kepala Bantuan PBB Stephen O'Brien mengatakan badai memicu krisis kemanusiaan terburuk di Haiti sejak gempa 2010. Departemen Grande Anse di bagian barat daya Haiti adalah daerah yang paling parah terdampak dengan 198 korban jiwa, 97 korban cedera, dan 99.400 orang harus tinggal di tempat-tempat penampungan sementara. Lebih dari 175.500 orang menempati tempat-tempat penampungan di bagian lain negara itu.
Sementara itu, pengiriman pasokan bantuan lumpuh karena jalan dan komunikasi terputus. "Saya memahami kefrustrasiannya," Jean-Luc Poncelet, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di negara itu.
Dilaporkan bahwa helikopter militer Amerika telah membongkar boks-boks pasokan untuk disimpan PBB di Jeremie sebelum dikirim ke bagian lain di wilayah selatan untuk disalurkan. Seorang petugas di bandara menyebutkan, ada hampir 20 ton pasokan yang meliputi terpal, beras, minyak goreng dan perangkat kesehatan yang dibawa masuk. Itu menambah pasokan 47 ton yang sudah dibawa masuk helikopter militer Amerika Serikat dari Ibu Kota Port-au-Prince.
Namun membawa bantuan ke warga Haiti yang sekarang kekurangan air bersih untuk minum dan tinggal di rumah-rumah tak beratap, tidak mudah. Di jalan utama yang melintasi pengurunan di pusat semenanjung, warga beberapa desa menutup jalan dengan pohon, batu, dan puing untuk menghentikan konvoi bantuan yang lewat sehingga bantuan pasokan tidak sampai ke lokasi sasaran.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari