tirto.id - Keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan telah termaktub dalam Al-Qur'an dan hadist Nabi Muhammad saw. Di dalam keduanya juga termuat hikmah tentang puasa Ramadan.
Umat Islam sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan 1444 H (2023 M). Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023. Keputusan salah satu organisasi Islam non-pemerintah terbesar di Indonesia tersebut termuat dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2023, yang diluncurkan pada 21 Februari 2023 lalu.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama belum menetapkan awal Ramadan 1444 H. Ketetapan itu masih menunggu hasil sidang isbat yang dijadwalkan terlaksana pada Rabu, 22 Maret 2023.
Apabila hasil sidang isbat Kemenag berhasil melihat hilal, 1 Ramadan akan dimulai pada 22 Maret 2023 bakda Magrib. Namun, jika hilal tidak terlihat pada hari itu, bulan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Ramadan jatuh pada 23 Maret 2023 bakda Magrib.
Ramadan merupakan salah satu bulan istimewa dalam Islam. Pada bulan tersebut, umat Islam diwajibkan untuk mendirikan puasa selama sebulan penuh. Puasa Ramadan tergolong ibadah wajib yang harus ditunaikan muslim mukalaf dan tidak beruzur syar’i.
Mukalaf dapat dimaknai sebagai kedaan seorang muslim yang telah memenuhi syarat untuk menjalankan syariat Islam, termasuk puasa Ramadan. Sementara itu, uzur syar’i adalah suatu keadaan di luar kemampuan diri manusia, seperti sakit parah hingga haid, sehingga ada marfu (kemudahan) meninggalkan syariat Islam--dalam hal ini puasa Ramadan. Namun, ia tetap wajib mengqada di luar bulan suci tersebut.
Hadits tentang Puasa Ramadhan
Terdapat banyak hadis yang mengungkapkan keistimewaan puasa Ramadan. Berikut ini hadis tentang puasa Ramadan:
1. “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman [yang artinya]: Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya,” (HR. Muslim)
2. “Tiada seorang hamba pun yang berpuasa sehari dengan niat fisabilillah [semata-mata menuju kepada ketaatan kepada Allah], melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya [dirinya] karena puasanya tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka,” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala [dari Allah SWT] maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hikmah Puasa di Bulan Ramadhan
Hikmah puasa tidak hanya perihal menahan lapar dan dahaga, sejak terbitnya Fajar Shadiq (waktu Subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Lebih dari itu, ada banyak hikmah yang bisa diambil oleh umat muslim dari ibadah puasa ini.
Pertama, puasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. Surah Al Baqarah Ayat 183:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al Baqarah [2]: 183).
Kedua, puasa merupakan ibadah yang dapat melatih seseorang untuk menahan hawa nafsu. Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Imam Ahmad dan Imam Bukhari pernah bersabda sebagai berikut:
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah! Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya,” (HR. Ahmad dan Bukhari)
Ketiga, puasa menyehatkan tubuh dan meningkatkan kinerja organ pencernaan. Usus dan lambung manusia akan beristirahat ketika puasa, sehingga kondisi tersebut berguna memperbaiki sistem kerja organ pencernaan hingga mengeluarkan kotoran serta zat-zat berbahaya dari tubuh.
Keempat, puasa mengajarkan kepada umat Islam rasa lapar dan kekurangan makan. Oleh sebab itu, puasa diharapkan menjadi ibadah yang dapat menumbuhkan empati kepada fakir dan miskin.
Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan
Tidak hanya perihal puasa, bulan Ramadan adalah bulan istimewa karena memuat beberapa kejadian penting dalam sejarah Islam. Ramadan disebut sebagai syahrul qur’an (bulannya Al-Qur’an) karena ayat pertama Al-Qur’an diturunkan di waktu tersebut.
Hal itu termuat dalam firman Allah Swt. Surah Al-Baqarah ayat 185:
“Bulan Ramadan adalah [bulan] yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang benar dan yang batil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [dia tidak berpuasa], maka [wajib menggantinya], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur,” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Ramadan juga disebut syahrul mubarak yakni bulan penuh keberkahan. Rasulullah saw. pernah bersabda mengenai keistimewaan bulan Ramadan sebagai berikut:
”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin