tirto.id - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengatakan, siswa yang masuk Sekolah Rakyat akan melalui tahap orientasi sesuai dengan permintaan Presiden Prabowo Subianto. Tahap tersebut nantinya dilakukan calon siswa setelah berhasil memenuhi syarat pada tahap administrasi, tes akademik, hingga komitmen tidak putus sekolah.
"Nanti ada proses selanjutnya, ada psikolognya juga, nanti kita akan mengetahui tentang karakter dan mental. Maka itu lah Presiden ingin ada semacam matrikulasi atau adaptasi, orientasi," kata Gus Ipul dalam keterangan resminya dikutip pada Jumat (21/3/2025).
Gus Ipul menyebut, proses orientasi yang dilakukan calon siswa akan memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 6 bulan. Dia beralasan hal ini dilakukan untuk menyamakan frekuensi dan membuat siswa memiliki kesiapan mental yang setara.
"Agar satu rombel memiliki kesiapan mental yang sama, paling enggak pemahaman dasarnya sudah sama," ujarnya.
Di sisi lain, dia mengungkap bahwa Sekolah Rakyat juga terbuka untuk siswa penyandang disabilitas. Menurut dia, komitmen tersebut menjadikan programnya tak hanya berdampak pada sekelompok tertentu saja.
Sebelumnya, Gus Ipul menyebut sebanyak 198 lokasi telah diusulkan menjadi tempat pendirian Sekolah Rakyat dan 45 di antaranta telah siap beroperasi tahun ini. Usulan ini berasal dari pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan pihak swasta yang bersedia menyediakan lahan serta bangunan.
Salah satu lokasi yang telah ditinjau kesiapan sarana dan prasarananya adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Kamis (20/3/2025). Kementerian Sosial (Kemensos) berencana akan mulai selenggarakan empat rombongan belajar (Rombel) untuk SMA pada tahun ini di Pusdiklatbangprof ini.
"Ini (kapasitas) sampai 600 (siswa) Insyaallah cukup, dari SMA nanti dimulai. Jadi, 3 tahun itu mencukupi," katanya.
Sementara itu, untuk para siswa, ia mengatakan akan disesuaikan dengan Data Tunggal Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Siswa yang berdomisili dekat dengan Sekolah Rakyat akan diprioritaskan dengan satu rombel akan berisi 25 siswa.
"Kita akan mencoba cari keluarga yang memiliki anak mau masuk SMA misalnya, di sekitar Pondok Indah ini, kemudian juga secara umum di Jakarta Selatan," katanya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Andrian Pratama Taher