tirto.id - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengajak seluruh kepala daerah di Jawa Timur menyukseskan program Sekolah Rakyat.
"Saya minta dukungan sekaligus ingin berkoordinasi dalam rangka menerjemahkan arahan Presiden (Prabowo) dalam menyelenggarakan Sekolah Rakyat. Kita ingin didukung oleh provinsi, kabupaten/kota yang memiliki sarana prasarana yang bisa digunakan untuk memulai penyelenggaraan Sekolah Rakyat," tutur Gus Ipul dalam Rapat Koordinasi Penguatan Ekonomi Desa Jawa Timur 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu malam (9/3).
Gus Ipul menjelaskan, target pembangunan Sekolah Rakyat bagi anak-anak warga miskin yang berada di 10 persen terbawah (desil 1) pada Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), minimal satu sekolah di setiap kabupaten/kota serta dua di tingkat provinsi. Secara nasional, Presiden Prabowo menargetkan pendirian 100 Sekolah Rakyat dengan jenjang SD, SMP, dan SMA pada tahun ini.
Dalam mewujudkan target ini, Kementerian Sosial turut berperan menyiapkan fasilitas yang dapat digunakan sebagai lokasi. Gus Ipul menyebut, telah ada 40 fasilitas yang siap digunakan.
"Kami punya 31 sentra, 6 balai yang siap untuk dijadikan penyelenggaraan Sekolah Rakyat, dan sekarang sudah 40 (yang siap)," kata Gus Ipul.
Kemudian, Gus Ipul mengatakan tenaga pengajar telah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sedangkan kurikulum sedang dimatangkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014 yang menjadi bagian tim formatur Sekolah Rakyat, M Nuh, mengatakan bahwa Sekolah Rakyat akan menerapkan sistem boarding school, guna membangun karakter dan percaya diri anak-anak dibandingkan sekolah biasa.
"Karena memang anak-anak miskin itu perlu pembentukan karakter secara khusus, ini diangkat (kepercayaan diri) sehingga untuk menemukan self confidence. Itu perlu pendekatan-pendekatan tersendiri yang rasanya tidak mungkin sekolah model biasa," kata M Nuh.
Dirinya mengatakan, hal ini selaras dengan pemilihan nama Sekolah Rakyat untuk menanamkan keberanian dan tekad maju pada anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu.
"Jadi dia berani secara clear, (berkata) saya memang miskin tapi saya ingin maju. Jadi dia tidak sembunyi-sembunyi kemiskinannya itu. Memang iya saya miskin, faktanya memang miskin tapi saya ingin maju," tambahnya.
Dengan perhitungan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, program Sekolah Rakyat menargetkan hasil jangka panjang. Para lulusan Sekolah Rakyat diproyeksikan menjadi generasi yang siap bersaing dan menjadi generasi Indonesia Emas di tahun 2045.
"Sehingga sekarang momentum yang pas sekali (Program Sekolah Rakyat). Saat yang pas, kalau enggak kita semakin terlambat," ungkapnya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. Dirinya mengatakan akan menjadwalkan pertemuan dengan berbagai pihak terkait untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan akses pendidikan berkualitas ini.
"Jadi dari DTSEN dan Sekolah Rakyat, mungkin kita akan menurunkan pertemuan dengan dinas sosial dan dinas pendidikan di masing-masing kabupaten/kota untuk SD dan SMP, kemudian dinas pendidikan di provinsi untuk SMA sehingga semua terukur. Kita ini menyiapkan pendidikan generasi emas 2045, pasti ini pendidikan yang harus qualified," tegas Khofifah.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis