tirto.id - Gunung Merapi kembali meluncurkan guguran lava pijar ke arah kali hulu Kali Gendol pada Senin (1/4/2019) pagi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun twitter resmi menyebutkan, satu kali guguran lava yang memiliki jarak luncur 380 meter itu terpantau berdasarkan periode pengamatan melalui CCTV mulau pukul 00.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB.
Gunung Merapi juga tercatat mengalami lima kali gempa guguran beramplitudo 5 sampai 15 mm selama 32-41 detik, tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-11 mm selama 21-28 detik, serta satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 4 mm selama 10 detik.
BPPTKG menyebutkan, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan tinggi 150 meter di atas puncak kawah Merapi pada periode tersebut.
Sementara cuaca di Merapi terpantau berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dengan suhu udara 16 hingga 21 derajat Celcius, kelembaban udara 69 hingga 87 persen, dan tekanan udara 568.5-709 mmHg.
Hingga saat ini, status Gunung Merapi masih bertahan pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas yang jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Maya Saputri