Menuju konten utama

Gunung Agung Kembali Erupsi Tinggi Kolom Abu 2 Kilometer

Gunung Agung, Bali kembali meletus pada Sabtu (18/5/2019) pukul 02.09 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak.

Gunung Agung Kembali Erupsi Tinggi Kolom Abu 2 Kilometer
Abu vulkanis dan batu pijar terlontar dari kawah Gunung Agung saat erupsi yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Karangasem, Bali, Minggu (21/4/2019). ANTARA FOTO/Nengah Wardhana.

tirto.id -

Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali kembali erupsi pada Sabtu (18/5/2019) pukul 02.09 Wita dengan tinggi kolom abu teramati dua kilometer di atas puncak atau 5.142 meter di atas permukaan laut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Made Rentin dikonfirmasi di Denpasar, Sabtu pagi mengatakan dari data pos pantau gunung api Agung melaporkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 2 menit 57 detik.

Made Rentin lebih lanjut mengatakan selain juga dari data pos pemantauan gunung api Agung di Rendang untuk mendapatkan data akibat erupsi gunung tertinggi di Pulau Dewata itu, pihaknya juga mendapatkan laporan dari relawan Pasebayan, Kabupeten Karangasem.

Dilaporkan dari relawan Pasebayan pada pukul 05.10 menit, kata Made Rentin, daerah yang terpapar akibat Gunung Agung meletus adalah di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem dan sekitarnya , antara lain Dusun Cutcut, Tongtongan, Bonyoh, dan Temakung.

PVMBG juga mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area terdampak aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Baca juga artikel terkait STATUS GUNUNG AGUNG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Agung DH