tirto.id - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengklaim ada sekitar Rp15 triliun dana investasi yang siap masuk ke wilayah yang dipimpinnya. Investasi yang akan masuk ke Aceh di antaranya untuk bidang energi dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun.
Irwandi mengklaim ada banyak perusahaan lokal dan asing yang mau menanamkan investasi di Aceh. Rencana investasi itu baru dirintis tahun ini.
"Bidang energi hampir jadi antara lain dari Turki ada dua perusahaan, Hitai dan Aksa. Hitai mau konsentrasi di panas bumi, Aksa bidang pembangkit listrik tenaga gas di Lhokseumawe, di KEK juga. Nah, yang bergerak di PLTA kebanyakan dari Cina," ujar Irwandi di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (13/2).
Rencana investasi di Aceh sudah dilaporkan Irwandi ke Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Menurut Irwandi, saat bertemu JK tadi ia banyak dititipkan pesan agar mempermudah regulasi untuk mengundang investasi.
Jika survei dan rencana investasi berjalan lancar, aliran dana belasan triliun akan segera masuk ke kas Pemda Aceh. Menurut Irwandi, percepatan penanaman investasi di Aceh juga membawa dampak terbukanya peluang kerja bagi masyarakat.
"Di Aceh kan penganggurannya tinggi, masih 12 persen. Serap tenaga kerja mungkin sampai tiga ribu," ujarnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017 tentang KEK Arun, lima prioritas investasi yang akan dikembangkan di kawasan itu adalah bidang pengolahan ekspor minyak, gas dan energi, bidang Petrokimia, bidang logistik dan pelabuhan, bidang industri pengolahan (agro industri) serta bidang Industri kertas.
Ada empat lembaga aktor konsorsium pengelola KEK Arun yakni PT Pertamina, PT Pelindo I, PT Pupuk Iskandar Muda, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh. Keempat perusahaan itu telah membuat Badan Usaha Pengelola dan Pembangunan (BUPP) PT Patriot Nusantara Aceh. Perusahaan itu bertugas membangun dan mengelola KEK Arun.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto