Menuju konten utama

GP Ansor Sebut Solidaritas Dukung Freeport Sarat Kepentingan

Yaqut menjelaskan bahwa pihaknya merasa aneh terkait dengan gerakan peduli Freeport karena menurutnya eksploitasi yang dilakukan Freeport selama puluhan tahun tidak sebanding dengan apa yang diberikan Freeport kepada rakyat Papua dan Pemerintah Indonesia.

GP Ansor Sebut Solidaritas Dukung Freeport Sarat Kepentingan
Area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Gerakan Pemuda Ansor menilai aksi besar-besaran yang akan dilakukan Komunitas Gerakan Solidaritas Peduli Freeport di Jakarta, sarat kepentingan dan digerakkan oleh kepentingan tertentu.

"Ini pasti demo yang digerakkan oleh kepentingan tertentu," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Jumat (3/3/2017).

Lebih lanjut Yaqut menjelaskan bahwa pihaknya merasa aneh terkait dengan gerakan peduli Freeport. Menurutnya, eksploitasi yang dilakukan Freeport selama puluhan tahun tidak sebanding dengan apa yang diberikan perusahaan tambang asal Amerika itu kepada rakyat Papua maupun Pemerintah Indonesia.

"Agak aneh ada gerakan peduli Freeport. Bukannya lebih pantas jika ada yang peduli Papua akibat eksplorasi tambang Freeport? Kerusakan alam Papua itu tidak sebanding dengan apa yang diberikan Freeport," kata dia.

Yaqut yang juga merupakan Anggota Komisi VI DPR RI itu menegaskan bahwa pemecatan karyawan yang dilakukan Freeport merupakan upaya menekan Pemerintah sekaligus menunjukkan wajah asli kapitalisme korporasi asing yang hanya berorientasi memperoleh keuntungan di Indonesia saja.

"Belum lagi adanya kesenjangan upah yang diterima oleh pekerja Freeport dengan komisaris utama Freeport di Amerika," kata dia.

Sebelumnya dilaporkan Antara, Komunitas Gerakan Solidaritas Peduli Freeport dikabarkan akan melakukan demonstrasi selama tiga hari berturut-turut di tiga lokasi, yakni di DPR RI pada Senin (6/3), Kementerian ESDM pada Selasa (7/3), dan di Istana Negara pada Rabu (8/3).

Kelompok ini juga telah menggelar aksi serupa di Papua pada pertengahan bulan Februari lalu. Dalam aksi tersebut mereka meminta pemerintah pusat memberikan izin ekspor konsentrat kepada PT Freeport Indonesia.

Menurut Yaqut sangat ironis jika demo itu digerakkan oleh Freeport karena sebagai perusahaan internasional raksasa, Freeport mestinya menyelesaikan sengketa bisnis di atas meja, bukan di jalan raya.

Baca juga artikel terkait DEMO KARYAWAN FREEPORT atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto