tirto.id - Gempa berkekuatan 6,4 SR yang melanda Lombok dan Sumbawa, NTB, Minggu (29/7/2018) pagi juga ikut dirasakan para pendaki Gunung Rinjani. Balai Taman nasional Gunung Rinjani (BTNGR), mencatat, jumlah pendaki sebanyak 826 jiwa, wisatawan asing dan nusantara.
Laporan dari BTNGR Resor Senaru kepada BNPB menyatakan, sebanyak 115 wisatawan asing sudah turun di Senaru Kabupaten Lombok Utara. Sisanya, diperkirakan ratusan pendaki gunung di Lombok Timur itu masih terjebak di sekitar Danau Segara Anak, danau kawah Gunung Rinjani.
“Proses evakuasi pendaki masih dilakukan oleh petugas BTNGR, Kantor SAR Mataram, Brimob Polri NTB dan relawan,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho daalam rilis pers yang diterima Tirto, Minggu.
Uspi (28) salah orang pendaki yang berhasil keluar dari Gunung Rinjani mengatakan, baik jalur pintu Senaru di Kabupaten Lombok Utara dan pintu Sembalun di Kabupaten Lombok Timur sudah tidak bisa di lewati. Sebab, ia menuturkan, jalur sudah tertutup material longsor dan bongkahan batu.
"Sudah nggak bisa lewat, kalau dari danau," ujar Uspi seperti dikutip Antara.
Ia mengungkapkan, saat terjadi gempa, dirinya bersama para pendaki lainnya sedang menuju puncak Rinjani. Namun, menjelang puncak mereka dikejutkan dengan getaran hebat, sehingga seluruh pendaki menjadi panik dan langsung memutuskan kembali dengan buru-buru turun ke bawah.
"Getarannya besar sekali di atas, semua pendaki juga lagi tiarap, nggak ada yang berani berdiri," terang Uspi.
Dirinya mengaku bersyukur bisa tiba dengan selamat beserta pendaki asal Thailand yang jumlahnya enam orang hingga jalur pintu masuk Bawak Nao Desa Sembalun. "Alhamdulilah, kami bisa selamat sampai di bawah," katanya.
Sementara, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono mengatakan, jumlah pendaki yang masih berada di Gunung Rinjani hingga pukul 15.00 Wita sebanyak 333 pendaki.
"Kita minta mereka ambil posisi yang aman saja dulu karena jalan tertutup oleh longsor," ujarnya.
Sebagai antisipasi, seluruh jalur pendakian ditutup untuk sementara waktu sejak pagi hingga batas waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini diambil mengingat aspek keselamatan para pendaki.
Sudiyono menyebutkan, satu pendaki WNI dilaporkan meninggal dunia. Namun, ia belum mengetahui identitas lengkap korban meninggal. "Posisi korban masih di atas sedang kita pikirkan upaya evakuasinya," ungkapnya.
Editor: Yuliana Ratnasari