tirto.id - Gempa bumi dengan kekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah NTB meliputi Lombok dan Sumbawa serta sebagian daerah Bali pada Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB tadi masih diikuti dengan gempa susulan.
Hingga pukul 15.00 WIB, BMKG mencatat, telah terjadi 133 kali gempa susulan. Kekuatan gempa cenderung mengecil dengan magnitudo terbesar 5,7 SR dan tidak berpotensi tsunami.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, berdasarkan data sementara BPBD NTB, tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka-luka dan ribuan unit rumah rusak.
“Dampak terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur, terdapat 10 orang meninggal dunia. Sebanyak 67 orang luka berat dan ratusan jiwa luka sedang dan luka ringan,” demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho daalam rilis pers yang diterima Tirto, Minggu.
Kesepuluh korban meninggal tersebut antara lain: Isma Wida (30, warga negara Malaysia), Ina Marah (60), Ina Rumenah (58), Aditatul Aini (27), Herniwati (30), Ina Hikmah (60), Fatin (80), Egi(17), Wisnu (8), dan Hajratul (8). Sutopo menambahkan, kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
Sementara itu, di Kabupaten Lombok Utara terdapat empat orang meninggal dunia yaitu Juniarto (8), Rusdin (34), Sandi (20), dan Nutranep (13).
Dari data BPBD juga dilaporkan, sebanyak 38 jiwa mengalami luka berat. Sebanyak 12 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, 1 orang di RSUD Tanjung, dan 10 orang di Puskesmas Anyar.
Ada pun data sementara kerusakan rumah terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan. Sebanyak 6.237 KK terdampak gempa.
“Beberapa laporan kerusakan rumah juga terdapat di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kota Mataram. Pendataan masih dilakukan oleh BPBD,” kata dia menambahkan.
BPBD dan beberapa instansi lain telah menyalurkan bantuan makanan, air mineral, tenda pengungsi, makanan lauk pauk, makanan tambahan gizi dan lainnya. Mobilisasi peralatan dan logistik pun terus dilakukan.
“Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, tandu, peralatan kesehatan, kids ware, dan makanan siap saji,” ungakap Sutopo.
Ia menjelaskan, secara umum infrastruktur seperti komunikasi, jalan, listrik dan lainnya masih baik. Di kawasan terdampak khususnya di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Bayan, operator Telkomsel dan XL Axiata melaporkan layanan komunikasi seluler masih dapat digunakan.
“Sementara jaringan Indosat dan H3I tidak dapat digunakan akibat padamnya aliran listrik. PLN masih melakukan perbaikan,” terang Sutopo.
Editor: Yuliana Ratnasari