tirto.id - Presiden Joko Widodo mengakui pemerintah belum bisa menuntaskan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah di Nusa Tenggara Barat pasca-bencana gempa yang terjadi di NTB pada Juli 2018 lalu. Jokowi pun kecewa dengan belum tuntasnya program yang ia janjikannya tersebut.
"Dari laporan yang saya terima, rehabilitasi dan rekonstruksi rumah penduduk belum dapat diselesaikan secara tuntas," kata Jokowi saat rapat terbatas melalui video conference dari Istana Bogor, Selasa (17/3/2020).
Usai gempa Lombok pada 2018 lalu, pemerintah pusat berjanji membangun rumah tahan gempa. Rumah tahan gempa tersebut diharapkan dapat menjadi tempat perlindungan yang cukup memberikan waktu bagi penghuninya untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa.
Berdasarkan data BPBD NTB, jumlah total rumah rusak akibat gempa bumi di Lombok dan Sumbawa pada Juli-Agustus 2018 lalu mencapai 216.519 rumah. Jumlah itu terdiri dari 75.318 unit rumah rusak berat, 33.075 rusak sedang, dan 108.306 rumah rusak ringan.
Jokowi mengaku dari target 226.204 rumah, sampai saat ini baru terbangun 168.684 rumah yang berhasil direhabilitasi oleh pemerintah per Maret 2020. Sementara itu, sekitar 40 ribu rumah masih dalam proses perbaikan.
Jokowi ingin ada laporan perbaikan di Nusa Tenggara Barat. Sebab, mantan Walikota Solo itu mendapat informasi kalau masih ada dana masyarakat yang berada di bank. Ia mencontohkan setidaknya ada dana sekitar Rp72 miliar dana rakyat di Lombok Timur dan ada Rp63 miliar di Lombok Utara. Jokowi ingin agar dana tersebut digunakan untuk percepatan pembangunan.
"Saya minta dana ini yang tersimpan di bank segera disalurkan ke masyarakat, dan langkah-langkah percepatan pembangunan rumah yang masih dikerjakan ataupun belum dibangun segera diselesaikan," kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto