tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat masih terjadi gempa susulan setelah guncangan hebat di NTB. Gempa berkekuatan 6,4 SR sebelumnya mengguncang Lombok, Sumbawa, hingga dirasakan di sebagian wilayah Bali pada Minggu (29/7/2018).
“Hingga pukul 15.00 WIB telah terjadi 133 kali gempa susulan,” demikian yang ditulis BMKG melalui akun Twitter resminya.
BMKG pun meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik. Warga juga diimbau untuk tidak menempati bangunan yang sudah rusak akibat gempa.
"Masyarakat diimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama," kata Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu, seperti dilansir Antara.
Gempa susulan tersebut masih terjadi dengan kekuatan yang terus mengecil. Ada pun magnitudo gempa susulan terbesar berkekuatan 5,7 SR.
"Kami meminta masyarakat untuk waspada terhadap ancaman gempa susulan meskipun intensitas dan magnitude sudah kecil," tambah dia.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita bohong yang menyebar pascagempa. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoaks, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa," kata dia menambahkan.
Saat ini bantuan tanggap darurat sudah disalurkan untuk para korban termasuk juga tenda pengungsian telah didirikan.
Gempa bumi tektonik yang mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa sekitar pukul 05.47 WIB itu telah menyebabkan sedikitnya 10 orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka-luka dan bangunan rusak.
Editor: Yuliana Ratnasari