tirto.id - Lombok, NTB hingga sebagian wilayah Bali diguncang gempa berkekuatan 6,4 SR pada Minggu (29/7/2018) pagi sekitar pukul 05.47 WIB. Berdasarkan catatan BMKG, hingga pukul 13.00 siang ini sudah terjadi 100 kali lebih gempa susulan.
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati pun mengimbau pada masyarakat NTB agar tetap mewaspadai ancaman gempa susulan, meskipun intensitas dan magnitudenya kecil.
"Hingga saat ini (pukul 13.00 WIB) telah terjadi 115 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. Karenanya kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik," kata Dwikorita melalui siaran persnya di Jakarta, Minggu.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita bohong yang menyebar pascagempa. Hingga saat ini, kata dia, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta.
"Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoaks, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa," kata dia menambahkan.
Mengingat gempa-gempa susulan masih terjadi, masyarakat juga diimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama. Meski begitu, gempa 6,4 SR ini “tidak berpotensi tsunami," imbuh Dwikorita.
Pusat gempa terletak menurut analisis BMKG berada pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, NTB pada kedalaman 24 km.
Dwikorita melanjutkan, gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). “Gempa bumi dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” jelasnya.
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI); serta Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI).
Sementara di Bima dan Tuban, gempa dirasakan pada skala II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI, dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.
Editor: Yuliana Ratnasari