tirto.id - Sebanyak 10 orang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 6,9 SR (ralat terakhir dari BMKG), yang mengguncang Lombok, NTB dan sekitarnya pada Minggu (19/8/2018) pukul 21.56 WIB.
Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut berhasil dihimpun dari posko hari ini, Senin (20/8/2018) sampai pukul 10.45 WIB. Tercatat 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah rusak (7 rusak berat, 5 rusak sedang, 139 rusak ringan) dan enam unit fasilitas ibadah rusak.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan pendataan masih terus berlangsung, dan kendala listrik padam total mengakibatkan komunikasi dan pendataan terhambat.
Dari 10 orang meninggal dunia itu, terdapat empat orang dari Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Besar lima orang, dan Sumbawa Barat satu orang. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ESDM, dan relawan masih melakukan evakuasi korban gempa yang menimbulkan guncangan keras di Lombok Timur dan Lombok Utara dengan intensitas VI-VII MMI (kuat) itu.
BNPB menyatakan data tersebut terpisah dari dampak gempa sebelumnya. Sebelumnya Lombok Timur diguncang gempa 6,4 SR pada 29 Juli 2018 dan gempa 7 SR pada 5 Agustus 2018, yang juga menimbulkan korban dan kerusakan.
Saat terjadi gempa, banyak masyarakat yang berada di luar rumah dan di pengungsian sehingga tidak menimbulkan banyak korban jiwa. Trauma guncangan gempa, apalagi pada Minggu siang terjadi gempa 6,5 SR di Lombok Timur menyebabkan masyarakat memilih berada di luar rumah.
Sebagian korban meninggal karena tertimpa bangunan roboh dan sebagian lainnya karena serangan jantung kaget menerima guncangan gempa yang keras.
Sutopo menuturkan bantuan logistik terus disalurkan ke korban gempa di Lombok. Stok logistik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. Apalagi bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak. Adanya gempa 6,9 SR telah menyebabkan beberapa jalan rusak dan longsor.
Dampak gempa 6,5 SR yang mengguncang Lombok Timur pada pada 19 Agustus 2018 pukul 11.06 WIB juga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan. Berdasarkan pendataan hingga Minggu sore sebelum gempa 6,9 SR, tercatat 2 orang meninggal dunia, satu orang luka, 1.700 unit rumah rusak dimana 1.054 rusak berat dan 646 rusak ringan, dan 5 bangunan publik rusak.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa susulan dari gempa 6,9 SR masih terus berlangsung. Tercatat 101 kali gempa susulan sudah berlangsung dengan 9 kali gempa dirasakan hingga Senin (20/8/2018) pukul 11.00 WITA.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, serta tidak terpancing pada isu-isu atau berita yang menyesatkan.
"Saat ini masih marak hoaks di Lombok dan Sumbawa. Di saat masyarakat Lombok dirundung duka dan derita akibat gempa beruntun, ternyata banyak pihak yang menebarkan informasi yang tidak benar dan menyesatkan," ujar Sutopo.
Penulis: Sarah Rahma Agustin (Magang)
Editor: Yuliana Ratnasari