Menuju konten utama
Manusia Purba di Indonesia

Fosil Homo Soloensis: Sejarah, Penemu, Lokasi, dan Ciri-ciri

Fosil Homo Soloensis merupakan salah satu bukti keberadaan sejarah kehidupan manusia purba yang ditemukan di Indonesia.

Fosil Homo Soloensis: Sejarah, Penemu, Lokasi, dan Ciri-ciri
Ilustrasi kehidupan manusia purba. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Penemuan fosil Homo Soloensis merupakan salah satu bukti keberadaan sejarah kehidupan manusia purba yang ditemukan di Indonesia atau Nusantara pada masa peradaban praaksara.

Lokasi penemuan fosil Homo Soloensis ada di dua tempat, yakni di Desa Ngandong, Kabupaten Blora, dan Sangiran, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.

Bukti sejarah mengenai fosil Homo Soloensis yang ditemukan di Sangiran lebih sedikit dibanding yang ada di Ngandong. Berdasarkan catatan dalam website Pemerintah Kabupaten Blora, lokasi penemuan Homo Soloensis di Ngandong kini dijadikan situs sejarah.

Selain ditemukannya Homo Solensis, di Ngandong juga terdapat beberapa peninggalan fosil hewan mamalia purba.

Lingkungan Ngandong pada zamannya merupakan tempat terbuka dengan iklim yang sangat dingin. Kendati begitu, Homo Soloensis dapat bertahan hidup.

Penemu dan Lokasi Ditemukan

Menurut catatan Hasnawati dalam Modul Sejarah Kelas X (2020:9-10), Homo Soloensis ditemukan pada 1931-1933 oleh beberapa sejarawan asal Belanda, yaitu Ter Haar, Oppenoorth, dan G.H.R. Koenigswald.

Pada 1931, Ter Haar melakukan pemetaan terhadap daerah sekitar Ngandong dan menemukan beberapa fosil hewan vertebrata.

Dengan melihat perkembangan ini, ia bersama dua rekannya tersebut melakukan penggalian lebih detail lagi hingga menemukan 2 tulang bagian atas kepala Homo Soloensis.

Hingga tahun 1933, mereka berhasil menemukan 11 tengkorak manusia purba, 1 pecahan parietal, dan 5 buah tulang infra-tengkorak. Fosil manusia purba tersebut kemudian dinamakan Homo Soloensis.

Homo Soloensis telah hidup sejak 900.000 hingga 300.000 tahun silam. Selain itu, manusia purba yang biasanya masih sangat lekat bentuknya dengan kera tidak berlaku bagi penemuan yang ada di Ngandong dan Sangiran ini.

Ciri-ciri Fisik

  • Rangka tengkorak berbentuk lonjong, tebal, dan masif
  • Hidungnya lebar
  • Memiliki rongga mata yang sangat panjang
  • Gigi geraham besar dengan rahang yang kuat
  • Tonjolan yang ada di kening tebal serta melintang sepanjang pelipis
  • Volume otak berkisar 1000-1300 cc
  • Tubuh tegap
  • Tinggi badan mulai 165 sampai 180 cm.

Ciri-ciri Non Fisik

  • Semasa hidupnya mengonsumsi hewan dan tumbuhan (omnivora)
  • Hidup di hutan terbuka
  • Sudah bisa menciptakan alat-alat penunjang hidup sederhana dari bahan tulang dan batu
  • Bertahan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan
  • Diduga sebagai manusia purba pertama yang memasak menggunakan api
  • Tempat tinggalnya berpindah-pindah (nomaden) karena mengikuti buruan
  • Sudah menggunakan bahasa ketika berkomunikasi.

Baca juga artikel terkait MANUSIA PURBA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya