Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Sejarah Fosil Homo Wajakensis: Penemu, Lokasi, dan Ciri-ciri

Homo Wajakensis merupakan salah satu fosil manusia purba jenis Homo Sapiens, yang ditemukan di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur.

Sejarah Fosil Homo Wajakensis: Penemu, Lokasi, dan Ciri-ciri
Sejumlah siswa sekolah mengamati patung manusia purba pada Pameran Museum Manusia Purba Sangiran di Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/10/2017). ANTARA FOTO/Septianda Perdana

tirto.id - Homo Wajakensis merupakan salah satu fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia, tepatnya di Desa Wajak, Tulungangung, Jawa Timur. Profil manusia purba yang penemuannya terjadi tahun 1889 ini disebut-sebut hampir menyerupai manusia modern saat ini.

Homo Wajakensis sejatinya masuk dalam jenis Homo Sapiens. Mengacu tulisan Amurwani Dwi dan kawan-kawan dalam buku ajar Sejarah Indonesia kelas 10 SMA (2014:24), Homo Sapiens diartikan ‘manusia sempurna’ baik dari segi fisik, volume otak, maupun postur tubuh, yang tak jauh beda dengan manusia modern.

Terkadang Homo Sapiens juga disebut ‘manusia bijak’, lantaran mereka dianggap sudah cukup maju dalam berpikir untuk mengatasi tantangan alam.

Adapun dalam Modul Sejarah Indonesia (2020:7) tulisan Mariana, di Indonesia juga ditemukan Homo Sapiens lain yang serupa dengan Homo Wajakensis, yakni Homo Soloensis yang lokasi penemuannya di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo.

Penemu dan Lokasi Homo Wajakensis

Menurut laman Kemendikbud, fosil Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh B.D. van Rietschoten pada 1889, di desa Wajak, Tulungagung. Temuan manusia purba jenis ini juga tercatat sebagai yang pertama di Asia.

Fosil Homo Wajakensis yang ditemukan terdiri dari tengkorak, rahang bawah, serta beberapa bagian tulang leher. Fosil tersebut dideskripsikan berjenis kelamin perempuan, dengan usia sekira 30 tahun.

Setahun berselang atau pada 1890, seorang arkeolog bernama Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba jenis serupa, juga dilokasi yang sama. Fosil temuan Dubois terdiri dari tengkorak, rahang atas dan bawah, tulang paha, serta tulang kering.

Penelitian menyimpulkan bahwa fosil Homo Wajakensis temuan Dubois berjenis kelamin laki-laki, dan terindikasi memiliki otot yang terlihat jelas.

Susunan gigi fosil temuan Dubois diklaim dapat menyentuh tekstur atas dan bawah saat menutup mulut. Mengacu fosil tulang pahanya, disimpulkan bahwa Homo Wajakensis kedua memiliki tinggi sekira 173 cm (Sejarah Indonesia, 2014:27).

Dugaan persebaran manusia purba yang lantas berevolusi menjadi manusia modern banyak diteliti serta diperbincangkan oleh para arkeologis maupun sejarawan. Tak terkecuali juga perkiraan bahwa sub-ras Melayu Indonesia berasal dari Homo Sapiens kelompok Homo Wajakensis yang tersebar di seantero kepulauan.

Homo Wajakensis setelah berevolusi memang disebut punya kemiripan dengan ras Mongoloid, sub-ras Melayu Indonesia. Tak hanya itu, Homo Wajakensis juga turut dikaitkan dengan terbentuknya keturunan ras Austroloid.

Berikut ciri-ciri Homo Wajakensis, dikutip dari laman Kemendikbud:

  • Memiliki volume otak sekitar 1630 cc.
  • Memiliki tulang tengkorak, rahang atas-bawah, serta tulang paha dan tulang kering.
  • Muka datar dan lebar.
  • Rahang tergolong padat dan memiliki gigi yang besar.
  • Tinggi tubuh sekira 173 cm.

Baca juga artikel terkait JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Oryza Aditama