Menuju konten utama

Fenomena Supermoon Terakhir pada 2020 Bisa Disaksikan Malam Ini

"Flower Moon" adalah supermoon terakhir pada tahun 2020 yang bisa disaksikan oleh warga dunia. 

Fenomena Supermoon Terakhir pada 2020 Bisa Disaksikan Malam Ini
Bulan purnama (supermoon) terlihat dari kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/4/2020). ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna/pras.

tirto.id - Fenomena supermoon terakhir pada tahun 2020 dapat disaksikan malam ini. Supermoon kali ini bernama "Flower Moon".

"Supermoon 7 Mei, terakhir di 2020. Bisa dilihat sepanjang malam di seluruh dunia. Ukurannya terlihat besar kalau dipotret dan dibandingkan dengan potret purnama rata-rata," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin lewat pesan singkat dari Jakarta pada Rabu (6/5/2020).

Meski demikian, dia memperingatkan bahwa jika melakukan pengamatan biasa tanpa bantuan alat maka akan sulit membandingkan dengan ukuran rata-rata bulan biasanya.

NASA melalui laman resminya menyatakan, fenomena kali ini adalah yang terakhir dari serangkaian empat "supermoon" tahun ini.

Supermoon ini akan muncul pada Rabu (6/5/2020) malam dan akan menerangi langit hingga Sabtu (9/5/2020) malam.

NASA menjelaskan, puncak bulan purnama akan terjadi Kamis (7/5/2020) dini hari hingga pukul 6.45 pagi EDT.

Supermoon kali ini diberi nama 'Flower Moon' karena menandakan musim semi.

"Menjelang musim, sebagai bulan purnama kedua musim semi, suku asli Amerika di timur laut Amerika Serikat menyebut ini 'Flower Moon', karena bunga berlimpah tahun ini di sebagian besar wilayah ini," tulis NASA di laman resminya.

Supermoon adalah fenomena saat bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi sehingga akan tampak lebih besar dan terang dari biasanya.

Fenomena ini terjadi ketika Bulan mencapai perigee atau titik terdekat dengan Bumi dalam jalur pengorbitannya.

Namun demikian, supermoon malam ini tidak akan secerah dan sebesar dengan fenomena supermoon yang terjadi pada 7 April lalu, yang dijuluki pink supermoon, menurut Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suwarta.

"Dibandingkan purnama lain memang lebih besar. Tapi yang paling besar sudah April yang lalu, itu yang paling besar. Yang ini lebih kecil dan yang terakhir di 2020," kata dia.

Semua daerah di Indonesia bisa melihat fenomena supermoon jika tidak terjadi hujan atau mendung, kata dia.

Supermoon juga memilik pengaruh terhadap kemungkinan pasang permukaan air laut meski pengaruhnya kecil.

"Yang lalu saja, yang April ketika supermoon lebih besar, pengaruhnya kecil sekali. Tidak terlalu berpengaruh, meski tetap ada penambahan sedikit pasang laut," kata Hendra.

Baca juga artikel terkait SUPERMOON atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH