tirto.id - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia di semua daerah dikabarkan akan menggelar demonstrasi yang dikenal dengan aksi bela rakyat 121 pada Kamis (12/1/2017).
Terkait dengan itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah meminta pemerintah untuk tidak khawatir karena hal tersebut adalah wujud dari kegelisahan mahasiswa atas situasi Indonesia saat ini.
"Gerakan mahasiswa muncul karena kegelisahan mereka terhadap suasana masyarakat yang semakin menderita karena berbagai kenaikan harga," kata Fahri dikutip dari Antara, Kamis (12/1/2017).
Menurut Fahri, dalam teori gerakan mahasiswa, mereka tidak bisa dibayar dan disuruh-suruh sehingga hal tersebut merupakan panggilan zaman. Oleh karena itu, Fahri meyakini bahwa aksi yang digelar mahasiswa itu bersumber pada kegelisahan dan bersifat independen.
"Mereka tampil atas panggilan zaman atas situasi yang berkembang tiba-tiba, tidak terencana, itu bersumber dari kegelisahan yang independen," ujarnya.
Selain itu, Fahri juga meminta pemerintah untuk menjawab semua kritik dan aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Karena, menurut dia, jika mahasiswa sudah mendapatkan jawaban dari pemerintah maka tuntutan mereka akan otomatis mereda.
"Mahasiswa itu tidak ada pretensi politik, mereka bekerja dengan apa yang mereka lihat di lapangan," katanya.
Menurut dia, Indonesia memang mempunyai tradisi gerakan mahasiswa yang kuat sehingga tindakan itu tidak perlu dikhawatirkan. Dia menilai pemerintah tinggal menjawab saja semua kritikan yang disampaikan mahasiswa tersebut.
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jabodetabek akan melakukan Aksi Bela Rakyat 121 pada 12 Januari 2017 di depan Istana Merdeka, Jakarta.
Ketua BEM PNJ (Politeknik Negeri Jakarta) Fikri Azmi mengatakan aksi tersebut digelar terkait kebijakan pemerintah yang dianggap sangat membebankan rakyat.
"Kami mahasiswa Jabodetabek akan menggelar aksi bela rakyat, menuntut pemerintah untuk segera bertanggung jawab dengan kebijakan yang mereka ambil," ujar Fikri Azmi.
Fikri mengatakan banyak kebijakan pemerintah yang dianggap memberatkan masyarakat pada awal 2017, mulai dari naiknya tarif dasar listrik, biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), serta kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Untuk itu, Fikri mengajak seluruh mahasiswa yang ada di Jabodetabek untuk turut berpartisipasi dalam Aksi Bela Rakyat 121 untuk menuntut kebijakan yang memberatkan masyarakat.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto