tirto.id - CEO PT Liga Indonesia Baru (LIB) Risha Adi Wijaya menyatakan, sebagai operator liga di Indonesia, perusahaannya mendukung langkah Satgas Anti-Mafia Sepakbola dalam mengusut kasus pengaturan skor.
Oleh karena itu, dia bersedia memenuhi panggilan penyidik Satgas Anti-Mafia Sepakbola di Bareskrim Polri, pada Kamis kemarin.
"Kami sangat senang dengan adanya pemberian keterangan yang kami sampaikan ke Satgas, karena itu bagian dari tujuan kami semua," ujar Risha di kantornya, Jakarta pada Jumat (4/1/2019).
Dia melanjutkan, "Kami ingin kompetisi ini menjadi lebih baik, lebih kompetitif dan bernilai tinggi. Karena ini kaitannya dengan nilai dari kompetisi itu sendiri."
Risha menegaskan upaya menjaga nilai sportivitas dalam kompetisi sangat penting demi kualitas klub dan pertandingan sepak bola.
"Kalau kompetisi dapat berjalan dengan baik, tentu dapat berguna bagi klub-klub yang bertanding, baik di Liga 1 maupun Liga 2," ujar Risha.
Meskipun demikian, dia mengklaim tidak memberikan keterangan mengenai kasus pengaturan skor di Liga 2 ketika diperiksa oleh penyidik kepolisian.
Menurut Risha, penyidik hanya meminta dirinya memberi keterangan mengenai posisi dan peran PT LIB serta mekanisme penyelenggaraan kompetisi sepak bola di Indonesia. "Yang kami sampaikan sebenarnya lebih banyak dari sekitar LIB secara korporasi," kata Risha.
Kepada penyidik, Risha mengaku menjelaskan soal riwayat pembentukan PT LIB, anggaran dasarnya, para pemegang sahamnya, serta direksi di korporasi tersebut. Selain itu, alur pendanaan LIB, aturan soal penggunaan anggaran serta relasi antara PSSI dan LIB juga dijelaskan oleh Risha ke penyidik
"Kami juga menjelaskan hak dan tanggung jawab LIB dan kewenangan-kewenangan kami, sebatas di dalam suatu pertandingan, siapa yang bertugas, perangkat pertandingan, siapa yang menugaskan, siapa yang menilai dan banyak hal yang kami jelaskan dari sisi kompetisi," kata dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom