tirto.id - Jagat media sosial dikejutkan dengan video berdurasi 26 detik yang merekam aksi dua siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial KLK dan JSU, dihajar oleh seniornya yang bernama Bripda Torino Tobo Dara.
Dalam video tersebut, Torino nampak mengenakan kaus polisi cokelat. Sedangkan, KLK dan JSU mengenakan seragam siswa SPN Polda NTT.
Nampak sebelum menganiaya KLK dan JSU, Torino meminta seorang temannya untuk merekam menggunakan ponsel. Sebelum memukul, salah satu korban sempat memohon agar tidak dipukuli.
Namun, Torino secara membabi buta memukul mereka di bagian wajah, perut, dan sekujur tubuh korban. Torino juga terekam melayangkan tendangan pada kedua korban.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra, membenarkan aksi keji itu. Ia menyebut Torino merupakan personel Ditsamapta Polda NTT.
Menurutnya, aksi pemukulan dipicu oleh rasa kesal senior karena kedua siswa kedapatan merokok. Peristiwa pemukulan terjadi pada Kamis (13/11/2025).
Henry menjelaskan Bidpropam Polda NTT telah melakukan langkah-langkah cepat dengan melakukan interogasi terhadap anggota Ditsamapta Polda NTT itu. Saksi kunci, yakni Bripda GP yang merekam aksi penganiayaan juga sudah diperiksa.
"Kami sudah lakukan pengecekan medis terhadap kedua siswa. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya luka atau memar pada tubuh korban," jelas Henry.
Menurut Henry, setelah kejadian, keluarga dari kedua siswa langsung mendatangi Mapolda NTT untuk meminta pertanggung jawaban atas kejadian tersebut. Namun, setelah dilakukan komunikasi dan pendekatan persuasif, mereka menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada Polda NTT.
"Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan keluarga terhadap proses hukum yang sedang berjalan," lontarnya.
Henry menegaskan kasus itu sedang diproses dan jadi atensi penuh dari Kapolda NTT, Irjen Rudi Darmoko. Ia memastikan seluruh tahapan dilakukan secara profesional, transparan, berlandaskan ketentuan hukum dan kode etik Polri.
"Tidak ada toleransi terhadap pelanggaran disiplin maupun etika, khususnya yang berkaitan dengan tindakan kekerasan. Kapolda NTT telah memberikan arahan tegas agar kasus ini ditangani tuntas oleh Bidang Propam," tegas Henry.
Ia juga mengatakan, Polda NTT menjadikan kasus ini sebagai penegasan komitmen institusi dalam menjunjung tinggi nilai pembinaan personel.
“Polda NTT berkomitmen menjadikan penanganan kasus ini sebagai contoh nyata penerapan nilai asah, asih, dan asuh dalam pembinaan, sekaligus menegaskan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat di lingkungan Polri. Kami berharap kejadian seperti ini tidak kembali terjadi,” tutupnya.
Penulis: Mario Wihelmus PS
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































