Menuju konten utama

Dolar Capai Rp14.300, Gubernur BI Sebut karena Faktor Eksternal

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, nilai tukar rupiah yang terus melemah hingga mencapai Rp14.335 per dolar AS disebabkan karena faktor eksternal dibanding internal.

Dolar Capai Rp14.300, Gubernur BI Sebut karena Faktor Eksternal
Petugas kasir menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

tirto.id - Mata uang rupiah kembali tertekan dan berada di level Rp14.300 per dolar AS. Berdasarkan data RTI sore ini (8/5/2019), harga dolar bergerak di kisaran Rp14.140 hingga Rp14.335.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, pelemahan terhadap mata uang Garuda lebih disebabkan oleh faktor eksternal ketimbang internal.

Salah satunya, kata dia, lantaran indikator manufaktur Amerika Serikat yang meningkat dan memberikan sentimen positif bagi perekonomian negara Paman Sam.

"Hasil beberapa indikator di AS seperti manufakturing tunjukkan ekonomi AS cukup baik, jadi buat sentimen positif untuk Amerika Serikat," ujarnya di komplek BI, Jakarta, Jumat (8/3/2019).

Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi negara-negara Uni Eropa justru melambat dengan tingkat inflasi yang juga rendah. Bank Sentral Eropa juga disebut telah memberikan pernyataan bakal memperpanjang stimulus moneter.

Hal ini membuat dolar AS menguat dibandingkan beberapa mata uang lain di dunia.

"Jadi dovish statement (kecondongan untuk menunda kenaikan suku bunga) dan stimulus moneter buat mata uang europe melemah. Di satu sisi tadi, nomor satu ekonomi Amerika dorong dolar menguat. Di sisi lain di Eropa ekonominya lemah," tuturnya.

Perry juga menjelaskan bahwa faktor harga minyak turut memengaruhi pelemahan rupiah terhadap dolar.

Salah satunya, lantaran harga minyak West Texas Intermediate (WTI) yang membuat sanksi yang diberikan AS terhadap Venezuela.

Hal itu membuat perusahaan-perusahaan Venezuela sulit mengakses kapal tanker dan awaknya untuk ekspor minyak.

"Lainnya faktor risiko geopolitik memang seminggu terakhir lebih negatif seperti tidak tercapai kesepakatan antara AS dengan Korea Utara ketidakjelasan brexit maupun kejadian politik lain," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait NILAI TUKAR atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno