tirto.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan penanganan pandemi COVID-19 dipegang oleh Presiden Jokowi selaku panglima tertinggi di Indonesia. Ia pun menegaskan, pemerintah solid dalam penanganan pandemi COVID-19, baik di level pusat dan daerah.
"Ada sebuah pandangan seolah-olah jajaran pemerintah tidak kompak, saya ingin luruskan bahwa panglima tertinggi atau presiden masih sangat firm mengendalikan kementerian dan lembaga dalam satu tim yang solid juga demikian para kepala daerah," kata Moeldoko dalam keterangan, Sabtu (10/7/2021).
Moeldoko menegaskan, pemerintah mengerahkan seluruh sumber daya untuk penanganan COVID di bawah komando Presiden Jokowi secara penuh. Namun Jokowi mendelegasikan posisi pengendalian ke beberapa pejabat khusus wilayah Jawa dan Bali yang sudah berstatus zona merah dan hitam, Jokowi menyerahkan kepada Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan sebagai koordinator pengendali COVID.
"Tetapi jangan salah, kemarin dalam rapat kabinet juga disampaikan ada 43 kabupaten/kota dan 7 provinsi di luar Jawa yang perlu untuk segera dipikirkan untuk PPKM darurat itu dan itu masih dalam kendali dari Pak Airlangga Hartarto," kata Moeldoko.
"Jadi ini perlu dipahami oleh masyarakat agar masyarakat semuanya aware bahwa peran komando pengendali pusatnya masih tetap presiden," tegas Moeldoko.
Ia pun mengatakan, presiden selalu ketat dalam pengendalian dan pengawasan penanganan COVID. Ia mencontohkan Jokowi menggelar rapat terbatas 3 kali dalam seminggu. Intensitas rapat terbatas soal COVID menandakan Presiden Jokowi selalu memonitor dan mengawasi kinerja bawahannya dalam penanganan COVID.
"Jadi sangat salah bahwa seolah-olah presiden itu tidak mengendalikan COVID ini, tapi ya bisa dimaklumi mungkin karena mereka-mereka berada di luar yang tidak memahami mekanisme bekerja kami yang berada di kabinet ini di mana setiap saat presiden bisa mengumpulkan para bawahannya," kata Moeldoko.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri