tirto.id - Densus 88 Antiteror memindahkan 26 tersangka terorisme. Sebanyak tujuh orang dari Gorontalo, sementara 19 lainnya berasal dari Makassar. Mereka telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (4/2/2021) dan akan ditempatkan di Rutan Mako Brimob Cikeas.
Kesembilan belas tersangka teroris asal Makassar, yang terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan ISIS berencana melakukan bom bunuh diri. Seluruhnya diketahui pernah terlibat atau pernah menjadi anggota FPI Makassar.
"19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar. Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti Densus 88 untuk menyelesaikan aksi terorisme di Indonesia," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono, Kamis (4/2/2021).
Salah dua dari kelompok Makassar ini adalah pasangan Rullie Lian Zeke dan Ulfah Handayani, pelaku pengeboman Gereja Katedral di Zulu, Filipina pada 2019. Satu dari lima anaknya juga tertangkap dan termasuk dari 19 (teroris) Makassar yang dipindahkan.
Satu anak ditahan di Filipina karena bergabung dengan aksi kelompok Abu Sayyaf, satu anak berada di Suriah, dan satu lainnya yang tergabung dalam JAD Makassar. Mereka adalah mertua dari Andi Baso, pelaku yang terlibat dalam pengeboman Gereja Oikumene Samarinda tahun 2016.
Sementara itu, kelompok Gorontalo diketahui juga bagian dari kelompok JAD.
"Untuk di Gorontalo, kelompok ini dikenal dengan Ikhwan Pohuwato, merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (yang) berafiliasi (kepada) ISIS. Mereka mempersiapkan diri, melakukan latihan fisik, beladiri, memanah, melempar pisau, dan menembak dengan senapan angin," sambung Rusdi.
Kelompok ini juga mampu merakit bom. Mereka pun merencanakan penyerangan markas, rumah dinas dan rumah pejabat Polri di Gorontalo, serta hendak merampok toko di sana.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri