tirto.id - Calon Gubernur Jawa Barat dari koalisi Demokrat dan Golkar, Deddy Mizwar mengibaratkan Pilgub Jabar 2018 sebagai perang jenderal. Hal ini tidak terlepas dari sejumlah kandidat yang notabene merupakan pensiunan jenderal di lingkungan TNI dan Polri.
“Tahun 2013 Pilgub Jabar itu perang bintang, ada Dede Yusuf, Rieke Dyah Pitaloka dan saya sendiri. Dan tahun 2018 Pilgub Jabar itu diwarnai perang jenderal karena ada Jenderal Sudrajat, Jenderal TB Hasanudin dan saya sendiri Jenderal Naga Bonar,” kata Deddy saat memberikan sambutan pada deklarasi Pasangan Dua DM, di Gedung Sabuga Bandung, Selasa (9/1/2018).
Menurut Deddy, Pilgub Jawa Barat 2018 hal yang penting dan strategis, terlebih jumlah sumber daya manusia yang mencapai 47 juta jiwa atau setara dengan dua kali jumlah penduduk Australia.
“Ini tentunya bukan hal yang mudah untuk membenahi Jabar. Karena itu, Jabar menjadi sangat seksi. Pilkada Jabar dengan penduduk sangat besar membutuhkan kematangan dan kedewasaan pemimpinnya sehingga saya akan daftar ke KPU Jawa Barat siang ini,” kata dia.
Dia juga berharap Pilkada Jawa Barat 2018 tidak sampai memecah belah persatuan dan kesatuan terkait perbedaan pilihan saat hari pencoblosan pada tanggal 27 Juni 2018. “Jangan sampai kita jadi pecah belah tapi harus bersinergi dan memuliakan harkat dan derajat masyarakat Jawa Barat dan bisa lebih mensejahteraan masyarakat Jawa Barat,” kata dia.
Deddy mengaku, dirinya sempat berpikir untuk mundur dalam ajang Pilgub Jabar 2018, setelah dihadang dinamika politik yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Setelah kehilangan kereta, saya berpikir lebih baik saya mundur. Tapi saya ingat, waktu itu saya bertemu seorang kakek di Desa Cisereuh, saat meresmikan sebuah jembatan. Dia peluk saya sambil berkata begini ke saya, `70 tahun saya menantikan jembatan ini,” kata dia.
Ia menuturkan, peristiwa tersebut menjadi titik balik bagi dirinya untuk kembali bangkit dan memantapkan niatnya untuk kembali berlaga di Pilgub Jabar 2018.
“Jawa Barat membutuhkan ribuan jembatan seperti itu, Alhamdulillah saya bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi dan mungkin ini suratan tangan Tuhan, lalu ada campur tangan sehinga kami berdua mendapatkan tanda tangan (dukungan dari parpol)” kata Deddy.
Pada kesempatan tersebut, Deddy Mizwar mengaku beruntung bisa memiliki sosok calon wakil gubernur Dedi Mulyadi yang dinilainya sebagai pemuda cerdas dan pekerja keras.
“Perjalanan kami berdua itu bisa dikatakan agak sedikit tragedi, tapi bisa juga jadi komedi. Setelah saya ditinggal kereta dua kali. Kang Dedi Mulyadi kehilangan kereta sekali tapi akhirnya jadi masinis,” kata Deddy.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz