tirto.id - Pengiriman vaksin corona ke Indonesia telah mencapai tahap ke-35 hingga 6 Agustus 2021. Pada tanggal itu, kiriman tahap 35 yang datang ke tanah air berupa 594.200 dosis vaksin AstraZeneca.
Kedatangan 594.200 dosis vaksin AstraZeneca itu bagian dari realisasi perjanjian bilateral AstraZeneca dengan pemerintah Indonesia. Berkat perjanjian yang sama, Indonesia juga telah menerima 1.041.400 dosis vaksin AstraZeneca pada Juli lalu.
Dengan penambahan dari kiriman tahap ke-35, total jumlah vaksin Covid-19 yang diterima Indonesia sampai dengan tanggal 6 Agustus 2021 mencapai 180.072.080 dosis.
Tidak semua vaksin dikirim dalam bentuk jadi. Sebagian dikirim ke Indonesia berupa bahan baku (bulk) yang akan diproduksi oleh PT Bio Farma, perusahaan BUMN di bidang farmasi.
Dari total jumlah vaksin corona yang telah dikirim ke Indonesia sampai dengan 6 Agustus 2021, sebanyak 35.371.800 dosis dalam bentuk jadi. Sementara 144.700.280 dosis vaksin Covid-19 lainnya berupa bulk (bahan baku).
Vaksin berupa bahan baku akan diolah menjadi 117.300.000 dosis vaksin jadi. Estimasi jumlah vaksin jadi di Indonesia per 6 Agustus 2021 adalah sebanyak 152.671.800 dosis.
Pengiriman vaksin covid-19 ke Indonesia telah dimulai sejak 6 Desember 2020 lalu dan terus berlanjut hingga tahap ke-35 pada 6 Agustus 2021. Berikut data pengiriman vaksin tahap 1-35 seperti dikumpulkan dari laman Satgas Covid-19:
- Tahap 1: 1,2 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 2: 1,8 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 3: 16,5 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 4: 11 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 5: 10 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 6: 1.113.600 vaksin Astrazeneca
- Tahap 7: 16 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 8: 6 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 9: 3.852.000 dosis vaksin Astrazeneca
- Tahap 10: 6 juta dosis vaksin Sinovac (bulk) dan 482.400 dosis vaksin Sinopharm
- Tahap 11: 500.000 dosis vaksin Sinopharm
- Tahap 12: 1.389.600 dosis vaksin Astrazeneca
- Tahap 13: 8 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 14: 8 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 15: 1.504.800 dosis vaksin Astrazeneca
- Tahap 16: 1 juta dosis vaksin Sinopharm
- Tahap 17: 10 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 18: 14 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 19: 998.400 dosis vaksin Astrazeneca
- Tahap 20: 3.000.060 dosis vaksin Moderna
- Tahap 21: 10.000.280 dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 22: 1.408.000 dosis vaksin Sinopharm
- Tahap 23: 3.476.400 dosis vaksin AstraZeneca
- Tahap 24: 1.162.840 dosis vaksin Astrazeneca
- Tahap 25: 1.500.100 dosis vaksin Moderna
- Tahap 26: 1.041.400 dosis vaksin AstraZeneca
- Tahap 27: 1,4 juta dosis vaksin Sinopharm
- Tahap 28: 1.184.000 dosis Vaksin Sinopharm
- Tahap 29: 8 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 30: 21,2 juta dosis vaksin Sinovac (bulk)
- Tahap 31: 1,5 juta dosis vaksin Sinopharm
- Tahap 32: 3,5 juta dosis vaksin Moderna
- Tahap 33: 620 ribu dosis vaksin AstraZeneca
- Tahap 34: 500.000 dosis vaksin Sinopharm
- Tahap 35: 594.200 dosis vaksin AstraZeneca.
Jadi, hingga 6 Agustus 2021, sudah ada 4 jenis vaksin corona yang dikirim ke Indonesia. Keempat jenis vaksin covid-19 itu: vaksin Sinovac (144.700.280 dosis), vaksin AstraZeneca (16.121.640 dosis), vaksin Sinopharm (8.250.00 dosis vaksin jadi), dan vaksin Moderna (8.000.160 dosis).
Juru Bicara Kemenkes untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan pemerintah kini terus berupaya mendorong percepatan vaksinasi untuk mencapai target kekebalan kelompok atau herd immunity.
Hingga 6 Agustus 2021, kata dia, setidaknya sudah 90,8 juta vaksin yang telah terdistribusi dan ada 3 juta yang akan dikirimkan pada pekan ini serta 6,9 juta stok yang juga dipersiapkan untuk dikirim.
"Sehingga total ada 100,9 juta vaksin covid-19 yang beredar, di mana stok di daerah berjumlah 19 juta dosis," ujar Nadia, dikutip dari laman Satgas Covid-19.
Nadia menambahkan, pada Agustus 2021, akan tersedia stok vaksin sebanyak 82,3 juta dosis. Ia pun meminta masyarakat tidak ragu mengikuti vaksinasi Covid-19 di daerah masing-masing.
"Jangan lupa tetap menjalankan protokol kesehatan agar upaya menurunkan penularan dapat terus berjalan konsisten," ujar dia.
Dia berharap stok vaksin corona yang tersedia dapat digunakan dengan cermat. Selain bisa dipakai untuk memperluas cakupan peserta vaksinasi, kata Nadia, warga yang telah menerima dosis ke-1 harus dipastikan bisa menerima dosis ke-2 tepat waktu.
Mengingat pentingnya suntikan vaksin corona dosis ke-2 untuk membentuk kekebalan terhadap Covid-19, Nadia mengatakan percepatan pelaksanaannya harus dilakukan.
Karena itu, ia meminta pelaksana vaksinasi di seluruh Indonesia mencermati pengaturan jadwal yang telah disediakan oleh pemerintah pusat.
Kecermatan dalam pengaturan jadwal diperlukan untuk memastikan setiap orang yang menerima vaksin pertama bisa mendapatkan dosis kedua tepat waktu. Sebab, jadwal vaksinasi dosis kedua harus disesuaikan dengan ketersediaan stok vaksin yang pengirimannya ke Indonesia berlangsung secara bertahap sampai Desember 2021.
Dia pun memastikan bahwa masyarakat yang belum memiliki Nomor Induk Kependudukan, seperti kelompok penyandang disabilitas, masyarakat adat, penghuni lapas, hingga pekerja migran yang bermasalah, tetap bisa menerima suntikan vaksin Covid-19.
Pelayanan vaksinasi untuk mereka yang belum memiliki NIK tersebut bisa dilaksanakan melalui kerja sama dengan dinas-dinas kependudukan dan catatan sipil.
"Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat terlayani kebutuhan vaksinasinya dan kebutuhan NIK pun dapat terpenuhi," ujarnya.
Hingga 6 Agustus 2021, sebanyak 49.391.058 warga telah menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama. Dari jumlah tersebut, 22.891.824 orang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua.
Data Satgas Covid-19 menunjukkan, dalam sehari terakhir, ada penambahan 556.935 penerima vaksinasi dosis pertama dan 681.445 orang yang menerima penyuntikan dosis kedua.
Editor: Iswara N Raditya