tirto.id - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelegent (AI) DeepSeek yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal China menggemparkan dunia pada awal tahun 2025. Perilisan DeepSeek pada Januari 2025 turut membuat anjlok saham salah satu perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, Nvidia hingga mencapai 17 persen atau setara hampir 600 miliar dollar AS dalam waktu satu hari.
DeepSeek merupakan chatbot atau asisten virtual AI yang dikembangkan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence. DeepSeek memiliki sejumlah fitur canggih menggunakan kecerdasan buatan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Fitur-fitur yang dimiliki DeepSeek di antaranya pembuatan konten otomatis, analisis prediktif, integrasi dengan sistem lain, kemampuan Natural Language Processing (NLP), kustomisasi model AI, antarmuka pengguna yang ramah, serta keamanan data yang tinggi.
Meski memiliki harga yang lebih murah dari pesaing dan memiliki kemampuan unggul dalam mengatasi tantangan pencarian data kompleks, DeepSeek memiliki sejumlah kontroversi sejak awal kemunculan. Platform kecerdasan buatan asal China ini dilarang atau masuk dalam daftar banned di sejumlah negara.
Kontroversi DeepSeek
DeepSeek diakui memiliki algoritma yang canggih dan fitur yang inovatif. Bahkan, DeepSeek dinilai mampu menyaingi kompetitor eperti Google dan Open AI. Namun, sejumlah pihak mengkhawatirkan keamanan data dan kemungkinan intervensi pemerintah China terhadap DeepSeek.
Berdasarkan laporan Bloomberg, banyak perusahaan, terutama di Amerika Serikat, yang memiliki hubungan dengan pemerintah AS, telah melarang karyawan mereka untuk menggunakan DeepSeek. Beberapa perusahaan multinasional di AS juga telah memblokir untuk mencegah potensi kebocoran data penting.
Kekhawatiran tersebut muncul karena China memiliki regulasi keamanan siber yang memungkinkan Pemerintah untuk bisa mengakses data dari perusahaan teknologi domestik mereka. Kekhawatiran tersebut tidak hanya muncul di AS, namun di sejumlah negara-negara lain di Eropa, Asia, hingga Australia.
Beberapa negara juga telah melakukan banned terhadap DeepSeek untuk mengantisipasi kebocoran data.
Daftar Negara yang Banned DeepSeek
1. Amerika Serikat
Parlemen Amerika Serikat berencana membuat rancangan undang-undang pemerintah untuk memblokir DeepSeek dari semua perangkat milik pemerintah. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bahkan telah memblokir DeepSeek mulai 31 Januari 2025 lalu dari sistem dan perangkat milik karyawan.Angkatan Laut AS juga telah memperingatkan anggota untuk tidak menggunakan DeepSeek dengan alasan potensi masalah keamanan dan etika.
2. Italia
Otoritas Perlindungan Data Italia (Garante) telah memerintahkan pembatasan pemrosesan data pengguna Italia pada DeepSeek mulai tanggal 30 Januari 2025. Alasan pembatasan ini karena kurangnya informasi tentang bagaimana DeepSeek dapat menggunakan data pribadi yang diberikan oleh pengguna.3. Korea Selatan
Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan telah melarang sementara penggunaan DeepSeek di perangkat karyawan kementerian perindustrian dengan alasan masalah keamanan.Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan juga telah mengirimkan permintaan tertulis kepada DeepSeek untuk rincian tentang bagaimana informasi pribadi pengguna dikelola oleh platform tersebut.
4. Taiwan
Negara yang masih bersitegang dengan China ini telah memblokir DeepSeek dari seluruh departemen di pemerintahan Taiwan dengan alasan risiko keamanan.5. Australia
Pemerintah Australia telah memblokir akses ke DeepSeek di semua perangkat pemerintah dengan alasan risiko keamanan data. Semua lembaga pemerintah Australia melarang penggunaan DeepSeek, baik aplikasi maupun website.Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke menyatakan, bahwa pelarangan tersebut dilakukan untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasional Australia.
Penulis: Bintang Pamungkas
Editor: Dipna Videlia Putsanra