tirto.id - Sri Lanka mengalami krisis parah dan bangkrut akibat utang luar negeri lebih dari Rp700 triliun serta inflasi yang mencapai angka lebih dari 50 persen. Ternyata ada beberapa negara di dunia yang juga terancam bangkrut seperti Sri Lanka lantaran keterpurukan ekonomi, apakah termasuk Indonesia?
Penyebab jatuhnya perekonomian di negara-negara tersebut berbeda-beda. Bahkan, sebagian negara memiliki beragam faktor yang membuat perekonomian semakin jatuh, kendati benang merah penyebabnya adalah tingkat inflasi tinggi yang tidak dapat dikendalikan.
Disarikan dari berbagai sumber, berikut ini daftar beberapa negara di dunia yang memiliki masalah dalam perekonomiannya dan dikhawatirkan bakal mengalami kebangkrutan seperti Sri Lanka:
1. Zimbabwe
Negara di Afrika bagian selatan ini mengalami inflasi sampai lebih dari 130 persen. Pada 2008, Zimbabwe pernah mengalami inflasi parah yang berdampak sangat buruk terhadap perekonomian negara.
Penyebab ancaman kebangkrutan Zimbabwe selain inflasi adalah terjadinya deindustrialisasi, korupsi, rendahnya investasi dan ekspor, serta utang yang sangat tinggi.
2. Turki
Negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan ini tidak kalah besar tingkat inflasinya. Bulan Juni 2022 lalu, Turki tercatat memiliki inflasi 78,62 persen yang menjadi titik tertinggi pada kurun 24 tahun terakhir. Inflasi di Turki diperparah dengan turunnya nilai tukar lira terhadap dolar yang mencapai lebih dari 20 persen.
3. Pakistan
Pakistan telah mengajukan paket dana talangan sebesar 6 miliar dolar AS kepada IMF yang ditunda usai penggulingan Imran Khan dari kursi perdana menteri pada April 2022 lalu. Inflasi di negara tetangga India yang terletak di Asia Selatan ini telah tercatat naik lebih dari 21 persen.
4. Myanmar
Kebangkrutan ternyata juga mengancam negara-negara di kawasan Asia Tenggara, salah satunya adalah Myanmar. Negara yang dulu bernama Burma ini mengalami ketidakstabilan ekonomi setelah didera berbagai konflik besar.
Kudeta militer yang terjadi pada Februari 2021 berimbas jatuhnya sanksi dari negara-negara Barat telah memicu inflasi tinggi di Myanmar. Pada Januari 2022 lalu, inflasi di negara yang beribukota di Yangon ini tercatat menembus 13,82 persen.
5. Laos
Selain Myanmar, negara tetangga Indonesia yang bisa saja bangkrut adalah Laos. Negara berjuluk negeri seribu gajah ini mengalami krisis ekonomi berat akibat pandemi COVID-19 yang semakin parah sebagai dampak serangan Rusia ke Ukraian.
Lonjakan utang di Laos semakin tinggi dan cadangan devisa merosot tajam. Tingkat inflasi diketahui berada di angka 9,9 persen pada April 2022 lalu. Pemerintah Laos sampai saat ini belum menemukan solusi atas masalah besar yang tengah dihadapi tersebut.
6. Lebanon
Lebanon mengalami keruntuhan ekonomi dari berbagai sebab internal negara yang terletak di kawasan Timur-Tengah ini. Nilai mata uang menurun, peningkatan tingkat kelaparan, melonjaknya inflasi, hingga perang saudara yang berkepanjangan menjadi sebagian faktor pemicu krisis ekonomi di Lebanon.
Negara yang berbatasan langsung dengan Suriah, Palestina, dan Israel ini juga gagal membayar utang sekira 90 miliar dolar AS atau setara 170 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Pada Juni 2021, nilai mata uang Lebanon merosot sampai 90 persen dari dolar AS. Menurut Bank Dunia, krisis ekonomi yang terjadi di Lebanon saat ini merupakan yang dalam kurun lebih dari 150 tahun.
7. Argentina
Inflasi di Argentina diperkirakan akan meningkat lebih dari 70 persen pada 2022 ini. Negara di kawasan Amerika Selatan ini juga telah melakukan restrukturisasi utang dengan IMF senilai 44 miliar dolar AS.
Akan tetapi, menurut para kritikus, langkah tersebut justru akan menghambat pemulihan ekonomi di Argentina yang bisa saja terjerumus dalam kebangkrutan.
8. Mesir
Inflasi di Mesir melonjak hampir 15 persen pada April 2022 lalu yang menyebabkan sepertiga dari 103 juta penduduk negara di kawasan Afrika bagian utara ini berada dalam kemiskinan.
Bank sentral juga menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi dan mendevaluasi mata uang. Namun, Mesir masih dibebani dengan utang luar negeri yang tinggi, sementara cadangan devisa telah jatuh.
Beberapa negara Islam seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab dikabarkan telah menjanjikan bantuan kepada Mesir. Bentuk bantuan itu adalah deposito dan investasi langsung dengan nilai 22 miliar dolar AS.
Editor: Iswara N Raditya