Menuju konten utama

Kronologi Kerusuhan di Pakistan dan Penyebab Protes Anti-Prancis

Negara Pakistan dilanda kerusuhan sejak protes anti-Prancis meningkat, berikut kronologinya. 

Kronologi Kerusuhan di Pakistan dan Penyebab Protes Anti-Prancis
Ilustrasi Kerusuhan. foto/istockphoto

tirto.id - Protes berujung kekerasan akhir-akhir ini terjadi di Pakistan. Kerusuhan itu telah melumpuhkan kota-kota besar dan jalan raya sepanjang minggu. Bahkan, seperti diwartakan Arab News, telah menyebabkan 6 polisi meninggal dan melukai lebih dari 800 orang.

Penyebab kerusuhan yang terjadi sejak 12 April itu disebabkan ketika Saad Rizvi, pemimpin dari Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) yang baru-baru ini ditangkap karena mengancam akan melakukan pembangkangan sipil terhadap pemerintah. Mereka mendesak untuk mengusir duta besar Prancis terkait dengan kartun Nabi Muhammad.

Di media sosial juga tersebar foto-foto petugas polisi yang disandera oleh pendukung TLP. Pada hari Minggu lalu, TLP mengatakan, tiga anggotanya mati dalam bentrok di luar markas besarnya di kota Lahore timur. Mereka juga menyadera beberapa polisi dan pasukan paramiliter. Tetapi sudah membebaskan 11 petugas pada Senin menyusul negosiasi dengan pemerintah.

Kedutaan Prancis Minta Warga Tinggalkan Pakistan

Akibat kerusuhan itu, Kedutaan Besar Prancis di Pakistan juga meminta warganya meninggalkan negara itu untuk sementara waktu. Sebagaimana diwartakan BBC, Kedutaan memperingatkan adanya "ancaman serius terhadap kepentingan Prancis di Pakistan", dengan mengatakan protes anti-Prancis meningkat secara nasional.

Demonstrasi itu dipicu oleh sikap Prancis yang membela hak menayangkan kartun Nabi Muhammad beberapa bulan lalu. Penggambaran Nabi Muhammad secara luas dianggap tabu dalam Islam.

Protes pun meningkat setelah pemerintah Pakistan menangkap Saad Rizvi yang menyerukan pengusiran duta besar Prancis. Akan tetapi, penangkapan terhadap Rizvi dan tindakan pemerintah Pakistan melarang TLP telah membuat ribuan pendukung partai tersebut turun ke jalan. Polisi pun menembakkan peluru karet, gas air mata dan meriam air ke arah massa.

Terkait dengan protes itu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed mengatakan, negara itu "mendukung perlindungan kehormatan Nabi", namun tuntutan TLP "dapat menggambarkan Pakistan sebagai negara radikal di seluruh dunia".

Melalui situs pribadinya, Kedutaan Besar Prancis di Pakistan mengatakan: "Demonstrasi meningkat di seluruh negeri [...]. Dalam konteks ini, dan karena ancaman serius terhadap kepentingan Prancis di Pakistan, warga negara Prancis disarankan untuk meninggalkan negara itu sementara melalui maskapai penerbangan komersial yang ada."

Baca juga artikel terkait PAKISTAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya