tirto.id - Seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024 akan berlangsung dalam waktu dekat. Pelamar PPPK 2024 formasi pengawas bibit ternak bisa mempersiapkan diri dengan berlatih soal-soal beserta jawaban dan pembahasannya.
Perlu diketahui bahwa soal tes seleksi kompetensi PPPK 2024 berbeda antar setiap formasi. Hal ini karena setiap formasi PPPK membutuhkan keahlian dan keterampilan yang berbeda-beda.
Penting bagi pelamar formasi pengawas bibit ternak untuk mempelajari soal-soal sesuai formasi pilihannya demi meningkatkan peluang kelulusan. Pengawas bibit ternak termasuk salah satu formasi PPPK teknis yang dibuka oleh pemerintah pusat dan daerah.
Jabatan fungsional pengawas bibit ternak merupakan jabatan yang mencakup pengawasan mutu bibit, pengawasan mutu benih, serta pengawasan peredaran bibit dan benih. Pengawas bibit ternak juga berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pada unit organisasi lingkup pertanian pada instansi pemerintah.
Tugas utama dari pengawas bibit ternak adalah menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengembangkan dan melaporkan kegiatan pengawasan bibit ternak. Tugas-tugasnya terdiri dari pengawasan mutu benih, serta pengawasan peredaran bibit dan benih.
Contoh Soal PPPK Pengawas Bibit dan Ternak
Pelamar PPPK pengawas bibit ternak bisa mempersiapkan diri jelang tes kompetensi dengan berlatih soal-soal. Berikut ini contoh soal tes PPPK pengawas bibit ternak lengkap dengan jawaban dan pembahasannya:
1. Menurut Permentan No. 17/Permentan/OT.140/3/2015, dalam formulasi pakan untuk sapi potong, manakah kombinasi nutrisi yang paling kritis untuk pertumbuhan otot optimal?
A. Tinggi serat kasar dan protein.
B. Tinggi energi dan serat kasar.
C. Tinggi protein dan mineral.
D. Tinggi energi dan protein.
E. Tinggi vitamin dan lemak.
Jawaban: D. Tinggi energi dan protein
Pembahasan: Energi menyediakan bahan bakar metabolisme, sedangkan protein diperlukan untuk sintesis otot dan jaringan.
2. Peraturan No. 36/Permentan/OT.140/8/2006 mengatur tentang...
A. Sistem Ternak Nasional
B. Sistem Perbibitan Nasional
C. Sistem Perbibitan Ternak Nasional
D. Sistem Perbibitan Ternak Negara
E. Sistem Bibit Ternak Nasional
Jawaban: C. Sistem Perbibitan Ternak Nasional
Pembahasan: Permentan tersebut diterbitkan pada 2006 untuk mengatur sistem perbibitan ternak nasional.
3. Menurut Permentan No. 25/Permentan/PK.210/5/2008, apa yang merupakan faktor penentu utama keberhasilan transfer embrio pada betina penerima?
A. Kualitas embrio yang dihasilkan
B. Kondisi fisiologis betina penerima saat transfer
C. Teknik transfer embrio yang digunakan
D. Sinkronisasi estrus antara donor dan penerima
E. Nutrisi dan manajemen pakan betina penerima
Jawaban: D. Sinkronisasi estrus antara donor dan penerima
Pembahasan: Sinkronisasi hormon meningkatkan peluang embrio diterima.
4. Sekelompok ternak yang memiliki sifat-sifat genetik sama, dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang subur adalah...
A. Bibit
B. Spesies
C. Rumpun
D. Galur
E. Semua salah
Jawaban: B. Spesies
Pembahasan: Berdasarkan konsep dasar pengelompokkan makhluk hidup dalam biologi, spesies adalah kelompok organisme yang punya kesamaan sifat genetik dan mampu saling kawin secara alami untuk menghasilkan keturunan yang subur.
5. Apa tujuan utama dari Kebijakan Perbibitan Nasional sesuai dengan PP No. 48 Tahun 2011?
A. Meningkatkan jumlah populasi ternak nasional.
B. Memperkuat ketahanan pangan hewani.
C. Mengatur distribusi dan pemasaran bibit ternak.
D. Menjamin kualitas dan ketersediaan bibit ternak unggul.
E. Meningkatkan kesejahteraan peternak melalui subsidi.
Jawaban: D. Menjamin kualitas dan ketersediaan bibit ternak unggul
Pembahasan: Fokus pada peningkatan produktivitas ternak.
6. Hasil pemuliaan ternak yang berupa mani (semen), sel, telur tetas, dan embrio disebut...
A. Bibit
B. Benih
C. Spesies
D. Pembibitan
E. Ternak
Jawaban: B. Benih
Pembahasan: Benih berfungsi sebagai komponen penting dalam pemuliaan ternak untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas genetik populasi ternak.
7. Berdasarkan Permentan No. 40/Permentan/OT.140/6/2017, bagaimana cara penggolongan spesies ternak yang benar?
A. Berdasarkan habitat dan ukuran tubuh ternak.
B. Berdasarkan jenis pakan dan pola pertumbuhan.
C. Berdasarkan klasifikasi ilmiah dan kodefikasi genetik.
D. Berdasarkan asal usul geografis dan tipe produksi.
E. Berdasarkan perilaku sosial dan umur ternak.
Jawaban: C. Berdasarkan klasifikasi ilmiah dan kodefikasi genetik
Pembahasan: Permentan No. 40/Permentan/OT.140/6/2017 menyebutkan bahwa penggolongan dan identifikasi spesies ternak dilakukan berdasarkan klasifikasi ilmiah dan kodefikasi genetik untuk keperluan pemuliaan dan pengelolaan.
8. Ternak yang kerabat liarnya berasal dari dan proses domestikasinya di Indonesia disebut…
A. Sumber daya genetik ternak
B. Ternak asli
C. Ternak lokal
D. Rumpun ternak
E. Semua salah
Jawaban: B. Ternak asli
Pembahasan: Proses domestikasi adalah pengubahan perilaku, adaptasi, dan seleksi genetik yang dilakukan oleh manusia untuk membantu ternak asli menghasilkan ternak yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
9. Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2009, pengelolaan peternakan di Indonesia harus memperhatikan beberapa aspek utama. Manakah di antara pernyataan berikut yang paling tepat menggambarkan salah satu aspek tersebut?
A. Pengelolaan peternakan harus mempertimbangkan kesejahteraan hewan dan keseimbangan lingkungan.
B. Pengelolaan peternakan harus berfokus pada peningkatan produksi tanpa memperhatikan kesejahteraan hewan.
C. Pengelolaan peternakan harus mengutamakan kesejahteraan hewan tetapi tidak perlu mempertimbangkan dampak lingkungan.
D. Pengelolaan peternakan harus memperhatikan kesejahteraan hewan, kesehatan hewan, dan keseimbangan lingkungan secara terpadu.
E. Pengelolaan peternakan hanya perlu fokus pada pengendalian penyakit hewan.
Jawaban: D. Pengelolaan peternakan harus memperhatikan kesejahteraan hewan, kesehatan hewan, dan keseimbangan lingkungan secara terpadu.
Pembahasan: UU No. 18 Tahun 2009 mengatur pengelolaan peternakan untuk keberlanjutan dan kesejahteraan hewan serta manusia.
10. Sekelompok individu ternak dalam satu rumpun yang mempunyai karakteristik tertentu yang dimanfaatkan untuk tujuan pemuliaan disebut...
A. Galur ternak
B. Silsilah ternak
C. Benih tertunas
D. Rumpun ternak
E. Rumpun seleksi
Jawaban: A. Galur ternak
Pembahasan: Galur biasanya merupakan hasil seleksi dan pengelolaan yang intensif untuk mempertahankan atau meningkatkan sifat genetik yang diinginkan. Contohnya galur ternak sapi perah dengan produksi susu tinggi sering digunakan untuk pembentukan generasi ternak berikutnya.
11. Salah satu pengawasan benih atau bibit dalam peredaran adalah melalui pemeriksaan dokumen-dokumen berikut, kecuali...
A. Rekomendasi lalu lintas ternak
B. Surat keterangan kesehatan hewan
C. Surat keterangan layak benih atau bibit
D. Sertifikat benih atau bibit
E. Rekomendasi silsilah bibit
Jawaban: E. Rekomendasi silsilah bibit.
Pembahasan: Dokumen yang harus diperiksa untuk memastikan kualitas dan legalitas pengawasan benih atau bibit ternak yang beredar adalah surat keterangan kesehatan hewan, rekomendasi lalu lintas ternak, surat keterangan layak benih atau bibit, dan sertifikat benih atau bibit.
12. Berikut ini yang tidak termasuk dalam komponen evaluasi semen secara makroskopik adalah...
A. Volume
B. Motilitas
C. Warna
D. Viskositas
E. Derajat keasaman
Jawaban: B. Motilitas.
Pembahasan: Komponen yang dievaluasi dalam evaluasi semen secara makroskopik adalah volume, warna, viskositas, dan derajat keasaman (pH).
13. Freezing adalah proses pembekuan semen/embrio dengan meletakkan straw yang telah berisi semen embrio pada rak di atas liquid nitrogen pada jarak 4 cm dan suhu minus 110 derajat C hingga minus 120 derajat C yang dilakukan selama...
A. 4 menit
B. 7 menit
C. 9 menit
D. 15 menit
E. 30 menit
Jawaban: C. 9 menit
Pembahasan: Proses freezing dilakukan selama 9 menit dengan pengaturan suhu dan jarak tertentu untuk memastikan bahwa semen atau embrio dibekukan secara perlahan dan merata. Jika terlalu cepat atau terlalu lama, maka struktur sel bisa rusak dan memengaruhi viabilitas semen/embrio.
14. Berikut ini persyaratan umum yang sesuai untuk bibit sebar sapi perah Indonesia adalah...
A. Berasal dari kelahiran kembar betina
B. Mempunyai silsilah (pedigree) sampai dengan dua generasi di atasnya
C. Mempunyai silsilah (pedigree) sampai dengan satu generasi di atasnya
D. Memiliki nilai pemuliaan untuk produksi susu dan lemak
E. Produksi susu induk (305 hari) pada laktasi pertama > 6000 kg
Jawaban: C. Mempunyai silsilah (pedigree) sampai dengan satu generasi di atasnya
Pembahasan: Menurut regulasi yang ada, bibit sebar sapi perah Indonesia harus mempunyai silsilah (pedigree) sampai dengan satu generasi di atasnya untuk memastikan bibit berasal dari keturunan yang terpantau kualitasnya.
15. Seorang pengawas bibit ternak di sebuah peternakan mendapati bahwa beberapa bibit ternak menunjukkan gejala demam, lesu, dan nafsu makan menurun. Berdasarkan pengawasan awal, Anda mencurigai adanya wabah penyakit. Apa langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengawas bibit ternak dalam menangani masalah ini?
A. Mengisolasi ternak yang terindikasi sakit dan melaporkan kepada pihak yang berwenang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
B. Memberikan obat-obatan secara sembarangan untuk mengatasi gejala yang ada.
C. Menunggu beberapa hari untuk melihat apakah kondisi ternak membaik dengan sendirinya.
D. Menghubungi peternak dan menyarankan untuk menjual ternak yang sakit agar tidak merugikan.
Jawaban: A. Mengisolasi ternak yang terindikasi sakit dan melaporkan kepada pihak yang berwenang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pembahasan: Isolasi mencegah penyebaran penyakit, dan langkah selanjutnya adalah diagnosis profesional.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Yonada Nancy & Dipna Videlia Putsanra