Menuju konten utama

Apa itu Frozen Embryo Transfer untuk Mendapatkan Keturunan?

Embrio yang telah dibekukan dalam FET bisa disimpan hingga bertahun-tahun.

Apa itu Frozen Embryo Transfer untuk Mendapatkan Keturunan?
Ilustrasi Frozen Embryo Transfer.

tirto.id - Frozen Embryo Transfer (FET) merupakan jenis perawatan in vitro fertilisation (IVF) alias bayi tabung, yaitu embrio yang telah dibekukan dan disimpan (embrio kriopreservasi) dalam siklus IVF dicairkan dan dipindahkan ke rahim.

Embrio yang telah dibekukan dalam FET bisa disimpan hingga bertahun-tahun. Rekor mencatat seorang wanita melahirkan bayi dari embrio yang telah dibekukan selama 24 tahun menggunakan metode Frozen Embryo Transfer.

Dikutip dari laman IVF Australia, FET biasanya menggunakan embrio ekstra yang dimiliki pasangan dari siklus IVF konfensional sebelumnya. Hal tersebut berarti tidak perlu melakukan siklus stimulasi hormon dan pengumpulan sel telur lagi seperti prosedur IVF di awal.

Tak hanya menghemat waktu, prosedur ini juga dapat menghindari stres fisik dan emosional yang terjadi ketika menjalani program IVF.

Prosedur FET ini juga bisa menjadi pilihan untuk rencana mencoba hamil di masa depan, apabila saat ini belum siap untuk mempunyai anak atas alasan apapun.

Prosedur Frozen Embryo Transfer

Terdapat 2 jenis siklus FET-IVF yaitu siklus dengan dukungan hormonal dan siklus alami. Siklus yang paling umum dilakukan adalah siklus dengan dukungan hormon. Mengutip dari laman Very Well Familly, berikut merupakan penjelasan siklus dukungan hormonal dan siklus alami:

1. Siklus dengan Dukungan Hormonal

Siklus hormonal dimulai pada akhir siklus menstruasi sebelumnya, seperti siklus IVF konvensional. Berikut tahapannya:

• Setelah mendapatkan menstruasi, dilakukan ultrasonografi (USG) dasar dan pemeriksaan darah.

• Jika hasil pemeriksaan bagus, suplementasi estrogen dimulai untuk membantu memastikan lapisan endometrium yang sehat.

• Suplementasi estrogen dilakukan selama dua minggu. Kemudian dilakukan USG dan beberapa tes darah.

• Setelah dilakukan suplementasi estrogen selama dua minggu, selanjutnya dukungan progesteron ditambahkan.

Pemindahan embrio dilakukan ketika suplementasi progresteron dimulai dan pada tahap apa embrio dikriopreservasi.

2. Siklus Alami

Pada siklus alami tidak ada penggunaan obat untuk mengontrol ovulasi. Transfer embrio dilakukan ketika ovulasi terjadi secara alami.

Pemilihan waktu transfer embrio sangat penting, oleh sebab itu siklus ini harus dipantau secara ketat. Pemeriksaan masa subur dapat dilakukan di rumah dengan tes prediksi ovulasi.

Namun, lebih baik melakukan pemeriksaan masa subur di rumah sakit. Pemantauan kondisi rahim dilakukan melalui USG dan pemantauan hormon dilakukan melalui tes darah untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Ketika masa subur telah terdeteksi, suplementasi progresteron dimulai untuk mempersiapkan dinding rahim sebelum ditanam embrio, dan tanggal transfer dijadwalkan.

Penanaman embrio dilakukan dengan kondisi calon ibu hamil dalam keadaan sadar, namun diberikan sedatif untuk membantu menenangkan selama prosedur berlangsung.

Dokter akan memasukkan kateter ke dalam serviks hingga mencapai rahim. Dalam kateter tersebut, satu atau lebih embrio yang telah dicairkan akan masuk ke rahim dengan menggunakan alat khusus.

Proses penanaman embrio umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, namun calon ibu dapat merasakan ketidaknyamanan dan kram perut ringan selama prosedur berlangsung.

Siklus Frozen Embryo Transfer memiliki risiko yang lebih sedikit dibandingkan dengan siklus IVF secara penuh. Salah satu risiko utama penggunaan IVF (obat kesuburan) adalah munculnya sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Dalam siklus FET obat perangsang kesuburan ovarium tidak digunakan.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari