Menuju konten utama

Cerita Korea Utara Beri Rumah Gratis Warga Tanpa Tapera

Korea Utara melalui pemimpinnya, Kim Jong Un, beri rumah gratis untuk warga tanpa Tapera. Bagaimana caranya? Simak penjelasan berikut.

Cerita Korea Utara Beri Rumah Gratis Warga Tanpa Tapera
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi "latihan serangan" untuk beberapa peluncur dan senjata taktis ke Laut Timur saat latihan militer di Korea Utara, dalam foto yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara, Sabtu (4/5/2019). ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

tirto.id - Korea Utara dilaporkan memberikan bantuan puluhan ribu rumah secara gratis untuk warga. Bagaimana cara Korut menerapkan aturan tersebut tanpa memakai skema mirip Tapera versi Indonesia?

Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadi polemik tersendiri di Indonesia. Pemerintah sudah mengeluarkan PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang ditetapkan tanggal 20 Mei 2024.

Salah satu ketentuan Tapera adalah pemotongan 3 persen gaji atau upah. Rinciannya, Pemberi Kerja membayar O,5% dan Pekerja sebesar 2,5%.

Sontak, aturan ini menimbulkan kontroversi lantaran pemerintah dinilai memungut potongan sebesar 3% gaji pekerja setiap bulan. Tapera juga hanya dapat digunakan khusus pembelian rumah pertama.

Di tengah pro kontra di kalangan masyarakat, Korea Utara (Korut) justru menawarkan cara yang berbeda dalam memberikan fasilitas perumahan kepada warga. Tak seperti sistem Tapera yang menuai banyak polemik, Korut diam-diam dikabarkan memberikan rumah gratis tanpa bayar alias cuma-cuma.

Korea Utara Bagikan 50.000 Rumah Gratis

Straits Times pernah membuat laporan pada April 2023, Korea Utara telah menyelesaikan pembangunan 10.000 rumah modern di Distrik Hwasong, Pyongyang.

Acara peresmian turut dihadiri pemimpin Korut, Kim Jong Un dan pejabat senior pemerintah, termasuk Perdana Menteri Kim Tok Hun.

Proses pembangunan 10 ribu rumah warga Korut selesai hanya dalam tempo dua bulan sejak peletakan batu pertama yang dilakukan Kim Jong-un sendiri pada Februari 2023.

Selanjutnya, berdasarkan pemberitaan NK News pada 26 Februari 2024, Korea Utara lagi-lagi dikabarkan memulai proyek pembangunan 10.000 rumah di ibukota selama setahun ke depan. Rencana ini dinilai sebagai upaya Kim Jong Un untuk semakin "memperdalam kepercayaan rakyat" kepada pemerintah.

Berdasarkan citra satelit, pembangunan klaster menara apartemen selama tahun 2024 sudah tampak berdiri di atas lahan seluas 220 acre (90 hektar) yang berada di barat Hwasong. Lokasi yang sama didiami kamp militer untuk pekerja konstruksi.

Laporan yang sama menurut citra satelit Planet Labs memperlihatkan persiapan upacara peletakan batu pertama pada 23 Februari 2024. Di antaranya pembangunan tembok panjang tanda propaganda untuk menyemangati para pekerja yang dimulai 12-16 Februari 2024.

Dari rencana 50.000 rumah yang harus selesai akhir tahun 2025 selama lima tahap, kini sudah memasuki tahap keempat di Hwasong.

Dua tahun sebelumnya atau 2021, Korea Utara dikabarkan memiliki rencana pembangunan 50.000 apartemen baru di Pyongyang. Program tersebut bakal dilakukan selama lima tahun.

Mulai saat itu, Korut lantas mencanangkan proyek konstruksi besar-besaran. Sebagaimana mengutip Korean Central News Agency (KCNA), Partai Pekerja Korea bersama pihak pemerintah Korut mendukung penuh proyek perumahan ini dan menjadikannya sebagai prioritas utama.

Sementara menurut 38 North pada 28 Februari 2024, Kim Jong Un mempunyai rencana besar untuk mengubah wilayah Komdok menjadi sebuah komunitas baru.

Tahun 2021, mereka mulai meratakan area perumahan di wilayah Komdok. Lereng bukit yang curam hanya menyisakan ruang terbatas. Pendirian bangunan baru dilakukan di lokasi perumahan lama yang pernah berdiri.

Pembangunan kembali dilaksanakan di area sekitar Kompleks Pertambangan Komdok. Ratusan rumah kecil sempat memadati kawasan sekitar tambang dan Sungai Pukdae.

Maret 2022, pembongkaran rumah-rumah itu langsung dimulai hingga menghasilkan fondasi hunian baru dalam waktu tiga bulan saja.

Selama tiga tahun, ratusan gedung apartemen sudah rampung dibangun di Komdok. Alhasil, kawasan yang terkenal dengan kota dan desa tempat tinggal para pekerja itu langsung berubah menjadi komunitas modern.

Berdasarkan keterangan media Korea Utara, 20.000 rumah berdiri di kawasan ini, dari rencana 5.000 rumah tiap tahun.

Tayangan televisi meperlihatkan gambar rumah sangat mengesankan. Akan tetapi, kualitas bangunan masih diragukan, terutama terkait ketahanan bangunan dari bahaya hujan topan dan tanah longsor.

Berikut timeline lengkap pembangunan perumahan di Komdok, pasca topan Maysak menghajar Korea Utara pada September 2020 hingga ribuan rumah siap dihuni warga:

  • September 2020: Kim Jong Un menginstruksikan tentara untuk membantu pemulihan bencana di Komdok dan membangun 2.300 rumah baru.
  • Oktober 2020: Kim mengunjungi Komdok untuk meninjau pekerjaan pemulihan dan berjanji membangun 25.000 rumah baru selama lima tahun mendatang.
  • Januari 2021: Ia mengumumkan rencana pembangunan perumahan Komdok di Kongres Partai Pekerja.
  • Desember 2021: Masyarakat mulai pindah ke perumahan baru di daerah sekitar Tanchon.
  • Desember 2022: Masyarakat pindah ke perumahan baru di daerah sekitar Kompleks Pertambangan Komdok, Tambang Ryongyang, dan Tambang Pahlawan Pemuda Taehung.
  • November 2023: Masyarakat pindah ke perumahan baru di daerah Tanchon.
  • Desember 2023: Banyak rumah diserahkan kepada penduduk di seluruh wilayah.
  • Januari 2024: Apartemen baru kembali dibuka di daerah Tanchon.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra