tirto.id - Korut (Korea Utara) kembali meluncurkan rudal bertenaga nuklir versi terbaru jenis ICBM Hwasongpho-18 pada Rabu, 12 Juli 2023. Sejumlah negara mendesak untuk segera diadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA melaporkan pada Kamis, (12/7/2023), uji coba rudal nuklir ICBM Hwasongpho-18 merupakan respons terhadap ancaman AS beserta sekutunya.
Mereka menilai, AS berencana menempatkan kapal selam bertenaga nuklir dan pesawat pengebom strategis di sekitar semenanjung Korea.
Menurut mereka, ini merupakan tindakan yang sangat provokatif, termasuk rencana "Deklarasi Washington" yang disebut sebagai aksi konfrontasi nuklir.
Korut lantas meluncurkan rudal ICBM tipe terbaru Hwasongpho-18, pada Rabu, 12 Juli 2023. Rudal nuklir ini termasuk bagian sistem persenjataan utama pasukan strategis Korut.
Rudal Hwasongpho-18 diklaim mampu meluncur hingga ketinggian maksimum 6.648,4 km dan terbang sejauh 1.001,2 km selama 4.491 detik, sebelum mendarat secara akurat di lepas Pantai Timur.
Aksi tersebut dipandu oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un yang hadir secara langsung di lokasi peluncuran. Menurut mereka, uji coba ini hanya untuk menguji teknis dan kehandalan operasional sistem persenjataan ICBM tipe baru.
Kendati diklaim tidak sampai "mengganggu" tetangga, aksi peluncuran rudal nuklir itu dikecam sejumlah negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Jepang.
Jepang Kecam Aksi Korut
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida langsung mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Vilnius, Lithuania, pada Rabu (12/7), dalam sela-sela pertemuan NATO.
"Kami akan merespons dengan kerja sama yang erat dengan komunitas internasional," ujar Hirokazu Matsuno, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, seperti dilaporkanAl-Jazeera.
Matsuno menyebutkan rudal nuklir ICBM Hwasongpho-18 terbang sekitar 74 menit, mencapai ketinggian 6.000 km (3.728 mil) dengan jarak tempuh 1.000 km (621 mil), dan menjadi rekor terbang terpanjang untuk rudal Korut.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menambahkan, mereka mendeteksi rudal balistik jarak jauh yang ditembakkan dari kawasan Pyongyang itu sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Dewan Keamanan PBB lantas merespons dengan keras. Mereka akan segera mengadakan pertemuan untuk membahas peluncuran tersebut pada Kamis (13/7), atas desakan AS, Albania, Prancis, Jepang, Malta, dan Inggris.
Menurut sejumlah analis, seperti mengutip laman AP News, Korut kemungkinan besar akan semakin meningkatkan kemampuan uji coba senjatanya jelang tanggal 27 Juli 2023.
Pasalnya, tanggal tersebut merupakan peringatan 70 tahun penandatanganan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea tahun 1950-1953. Korut selama ini mengklaim 27 Juli sebagai Hari V alias Hari Kemenangan Perang.
Daftar Peluncuran Rudal Nuklir Korut 2023
Berdasarkan keterangan Reuters, Korut sebenarnya sedang menerima sanksi PBB atas program rudal dan nuklir sejak tahun 2006. Sanksi ini termasuk larangan pengembangan rudal balistik.
Namun demikian, sikap Dewan Keamanan PBB selalu mengalami perpecahan untuk menghadapi Pyongyang. Rusia dan Cina menganggap banyaknya sanksi tidak akan membantu situasi.
Di lain sisi, AS yang mempunyai hak veto bersama Inggris dan Prancis menuduh kedua negara tersebut selalu melindungi Korut dari ancaman sanksi terbaru.
"Rusia dan Cina telah mencegah dewan (Keamanan PBB) untuk berbicara satu suara. Dengan peluncuran yang berulang kali terjadi, Pyongyang menunjukkan bahwa mereka merasa berani," kata Jeffrey DeLaurentis, Wakil Duta Besar AS untuk PBB.
Selama tahun 2023, Korut sudah beberapa kali melakukan uji coba rudal nuklir, terutama berjenis ICBM. Berikut adalah daftar peluncuran rudal nuklir Korut selama tahun 2023:
- Hwasong-15 (Februari 2023)
Peluncuran rudal nuklir pertama Korut sepanjang 2023 terjadi pada Sabtu, 18 Februari 2023.
Seperti mengutip laman CSIS.org, mereka menguji coba rudal ICBM Hwasong-15. Rudal yang sama juga pernah diluncurkan pada November 2022. Sedangkan Hwasong-17 dilepaskan pada bulan Maret dan November 2022.
Menurut sumber lainnya, rudal ICBM Hwasong-15 terbang dengan sudut yang tinggi dan menempuh jarak 989 kilometer, sebelum mendarat di perairan internasional Laut Jepang.
Tokyo melaporkan rudal mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif wilayahnya atau sekitar 200 kilometer di lepas pantai Pulau Oshima, Hokkaido.
AS dan Korea Selatan kemudian merespon cepat dengan menggelar latihan udara bersama yang melibatkan 2 pesawat pengebom B-1B yang mampu membawa senjata konvensional terbesar Angkatan Udara AS, yakni dengan kapasitas masing-masing 57 ton. Termasuk mengerahkan jet tempur F-16 milik AS dan F-35A serta F-15K Korea Selatan.
- Hwasong-17 (Maret 2023)
Menurut laman Yonhap, Korut menembakkan rudal balistik jarak jauh ke arah Laut Timur pada hari Kamis, 16 Maret 2023.
Pihak JCS (Joint Chiefs of Staff) mengatakan mereka mendeteksi peluncuran dari daerah Sunan di Pyongyang pada pukul 7:10 pagi waktu setempat. Rudal terbang sejauh 1.000 kilometer, sebelum jatuh ke laut.
Rudal ini diduga mirip ICBM Hwasong-17, senjata yang juga pernah ditembakkan pada November 2022 dengan jangkauan mencapai lebih dari 13.000 km dan mampu menghajar wilayah Amerika Serikat.
- Rudal Jelajah (Maret 2023)
AP News melaporkan Korut meluncurkan rudal jelajah ke arah laut pada pada Rabu, 22 Maret 2023. 3 hari sebelumnya, mereka juga menggelar "simulasi" serangan nuklir ke kawasan Korea Selatan dalam rangka memprotes latihan militer dengan pihak Amerika Serikat.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan saat itu, mereka mendeteksi sejumlah peluncuran rudal jelajah dari kota Hamhung. Deretan rudal terbang ke arah perairan lepas pantai timur Korut.
- Hwasong-18 (April 2023)
Hwasong-18 merupakan generasi terbaru ICBM Korut pada waktu itu, sekaligus menjadi penerus Hwasong-17.
Seperti diwartakanThe Guardian, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat ini diluncurkan pertama kali pada Kamis, 13 April 2023. Militer Korsel mendeteksi peluncuran pada lintasan dekat ibu kota Korut, Pyongyang, di pagi pagi hari.
Rudal Hwasong-18 terbang ke atas dengan menempuh jarak 1.000 km (620 mil).
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto
