tirto.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari, Papua Barat, telah mencatat 269 temuan baru kasus HIV pada periode Januari hingga September 2025. Sebanyak 12 fasilitas kesehatan (faskes) dipersiapkan untuk memperkuat upaya pencegahan penularan penyakit menular dari ibu ke bayi, khususnya HIV, sifilis, dan Hepatitis B.
Penanggung jawab program HIV/PIMS Dinkes Manokwari, Everdina Yuliana Wanggai, membeberkan bahwa temuan kasus HIV hasil dari pemeriksaan 4.901 warga.
“Kalau dari Januari sampai September 2025, ada 4.901 yang dites, dan yang positif itu ada 269. Data ini tidak bisa langsung disebut peningkatan karena bersifat dinamis,” ujarnya di Manokwari, Kamis (17/10/2025).
Ia mengatakan, penemuan kasus baru HIV di Manokwari merupakan hasil dari upaya deteksi dini yang dilakukan dinkes. Oleh sebab itu, jumlah kasus yang ditemukan bergantung pada banyaknya pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di lapangan.
“Kalau pemeriksaannya banyak, tentu temuan juga banyak. Tapi kalau sedikit yang diperiksa, maka temuan juga sedikit. Jadi angka kasus ini tidak bisa langsung disimpulkan naik atau turun,” ujarnya.
Menurut Everdina, hal yang paling penting saat ini adalah memastikan masyarakat yang belum melakukan pemeriksaan agar segera datang ke fasilitas kesehatan untuk melakukan tes HIV.
“Imbauan kami bagi yang belum diperiksa agar segera datang ke puskesmas. Sedangkan bagi yang sudah terdeteksi positif, harus patuh menjalani pengobatan karena ada solusi yaitu dengan rutin minum obat,” katanya.
Dinkes Manokwari, kata Everdina, terus memperkuat layanan pemeriksaan dan pengobatan melalui puskesmas dan rumah sakit, termasuk dengan menambah layanan pengobatan dan pendampingan pasien (PDP) agar penanganan dapat dilakukan lebih dekat dengan masyarakat.
Upaya tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah untuk mencapai indikator eliminasi HIV/AIDS dengan memperluas akses tes, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan pengobatan berkelanjutan bagi pasien yang terdeteksi positif.
Ia menambahkan, tingkat kasus HIV di Manokwari tidak dapat langsung dikategorikan tinggi atau rendah karena penyakit ini memiliki periode laten yang panjang.
“Yang bisa kami katakan adalah kasus telah ditemukan dan kami terus berupaya mencapai indikator eliminasi sesuai target nasional,” ujarnya.
Dinkes Manokwari pun menyiapkan 12 faskes untuk memperkuat upaya pencegahan penularan penyakit menular dari ibu ke bayi, khususnya HIV, sifilis, dan Hepatitis B.
Faskes tersebut menyebar, enam puskesmas di wilayah kota, empat rumah sakit, serta dua puskesmas di daerah pinggiran yaitu Puskesmas Mansinam dan Puskesmas Sidey.
“Kita memberikan pelatihan agar tenaga kesehatan dapat memberikan penanganan sesuai standar dan tata laksana yang tepat, terutama dalam mencegah penularan penyakit dari ibu ke bayi,” ujar Everdina.
Ia mengatakan, puskesmas yang dilibatkan juga disiapkan menjadi Puskesmas PDP agar mampu menangani pasien positif tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.
Harapannya, ketika ada ibu hamil yang terdeteksi positif HIV atau penyakit menular lainnya, tidak lagi harus dirujuk ke rumah sakit, namun bisa ditangani langsung di puskesmas.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari periode Januari hingga September 2025, jumlah ibu hamil yang diperiksa Hepatitis B sebanyak 2.707 orang dengan 87 kasus positif, pemeriksaan sifilis terhadap 2.449 ibu hamil dengan 218 kasus positif, dan HIV pada 2.683 ibu hamil dengan 65 kasus positif.
Selain itu, 36 bayi telah menerima vaksin HBIG, dan 25 bayi menjalani pemeriksaan AID Early Infant Diagnostic (EID).
Ia menekankan pentingnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan sejak awal kehamilan atau kunjungan K1 Murni, yakni kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan.
“Jika ditemukan kasus positif pada kunjungan pertama, maka dapat segera dilakukan tata laksana yang tepat untuk memutus rantai penularan dari ibu ke bayi,” ujarnya.
Para tenaga kesehatan dibekali materi yang meliputi komunikasi efektif, tata laksana ibu hamil dan bayi, pencatatan dan pelaporan, serta perencanaan logistik.
Pelatihan ini menjadi yang pertama berstatus terakreditasi, hasil kerja sama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari dan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar.
Melalui kegiatan tersebut, Dinas Kesehatan Manokwari berharap seluruh tenaga kesehatan semakin siap memberikan pelayanan dan edukasi kepada ibu hamil agar penularan penyakit menular dari ibu ke bayi dapat ditekan semaksimal mungkin.
Masuk tirto.id


































