tirto.id - Vishal Tulsian, Managing Director Amar Bank menceritakan perjalanan membangun Tunaiku.
Pada 2014 lalu, jenis perusahaan berbasis financial technology (fintech) belum begitu terlalu dikenal di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Namun dengan kerja keras dan usahanya serta atas izin dan bantuan dari pemerintah Indonesia, Vishal berhasil membangun Tunaiku sebagai perusahaan fintech pertama di Tanah Air yang saat ini dikenal luas.
Ketika Vishal datang ke Indonesia pada lima tahun silam, dia melihat peluang untuk fintech yang belum berkembang. Padahal, fintech memiliki misi sosial di dalamnya.
"Saya mencoba mencari di mana atau dalam hal apa teknologi dapat memberikan dampak yang berarti. Karena menurut saya, teknologi dapat memberikan dua dampak. Teknologi dapat memberikan dampak berupa efisiensi, dan ini merupakan tema utama yang terjadi di Dunia Barat," katanya melalui rilis tertulis yang diterima Tirto, Jumat (17/5/2019).
"Ketika saya tinggal di Eropa, di sana teknologi memberikan dampak berupa efisiensi, membuat orang-orang melakukan pekerjaannya dengan lebih efisien," imbuhnya.
Vishal percaya bahwa teknologi dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan seseorang. Tapi kemudian, untuk Indonesia, Vishal percaya bahwa teknologi dapat memberikan dampak yang lebih besar, tidak hanya soal efisiensi, karena melihat adanya kesenjangan antara mereka yang memiliki uang dan mereka yang membutuhkan uang.
Jadi, lanjut Vishal, teknologi seharusnya dapat mengurangi kesenjangan yang ada. Teknologi harus memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat. Karena itu, Vishal membuat produk untuk mereka yang belum atau kurang terlayani oleh layanan perbankan.
"Saya yakin teknologi keuangan akan berkembang dan akan diadopsi di Indonesia," lanjut Vishal.
Awalnya, kata Vishal, tidak mudah mendirikan Tunaiku di Indonesia. Langkah dia tempuh saat itu memang cukup panjang. Perjalanannya mulai dari datang ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga berhasil mendapatkan izin dari pemerintah dan akhirnya berdirilah platform Tunaiku sejak tahun 2014, sebagai produk pinjaman tanpa agunan Amar Bank.
Menurut pria lulusan master dari Harvard Business School ini, ide membangun Tunaiku, diadopsi dari beberapa perusahaan fintech di Eropa.
"Kebetulan saya lama tinggal di sana. Di sana perkembangan teknologi begitu cepat, kemudian saya membawa model bisnis ini ke Indonesia. Jadi waktu itu saya melihat infrastruktur pembayaran dan transaksi keuangan di Indonesia sudah bagus, tetapi untuk masalah kredit masih ada kesenjangan," ungkapnya.
Melihat populasi masyarakat Indonesia yang berjumlah 250 juta orang Indonesia, hanya sekitar 40 juta penduduk yang terlayani atau punya akses ke perbankan. Dari ini kemudian muncul pemikiran untuk menciptakan pasar melalui teknologi. Sehingga akan membuat mereka yang unbankable menjadi lebih mudah mengakses layanan keuangan melalui teknologi.
"Keyakinan saya bahwa teknologi harus memberikan dampak pada kehidupan manusia adalah awal mula saya membangun bisnis, bahwa teknologi dapat digunakan untuk memberikan dampak positif kepada kehidupan masyarakat," tambah Vishal.
Pada awal Tunaiku beroperasi, sebagian besar dana pinjaman yang berhasil disalurkan digunakan oleh penerima pinjaman untuk membiayai kebutuhan sehari-hari yang mendesak, seperti pengobatan ke rumah sakit. Sekarang, lebih banyak dari mereka meminjam untuk merenovasi rumah, modal usaha mikro, dan pendidikan.
Pertumbuhan Amar Bank ini turut berperan pada pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia yang mencapai 12,45 persen di sepanjang tahun 2018. Dari sisi rasio net pinjaman bermasalah (NPL) pada 2018 mencapai -0.61 persen. Layanan Tunaiku saat ini tersedia di 16 kota besar. Nilai pinjaman yang ditawarkan berkisar Rp2 juta sampai dengan Rp20 juta dengan tenor pinjaman 6-20 bulan.
Angka ini, menurut OJK, sudah melebihi target yang sudah ditentukan. Vishal mengatakan, pertumbuhan ini memperlihatkan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap produk perbankan yang menyediakan layanan kredit serta layanan perbankan lainnya. Amar Bank sebagai bank modern yang berada pada era digital, menghadirkan teknologi untuk mengakomodasi kebutuhan nasabah terhadap pelayanan kredit yang cepat dan masif melalui produk unggulannya.
Dengan adanya pencapaian yang cukup tinggi, Vishal mengaku optimistis melihat geliat pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
"Saya optimistis pertumbuhan perekonomian akan semakin baik lagi di tahun 2019, dan Amar Bank akan menjadi bagian dari pertumbuhan ini. Terutama dengan berkembang pesatnya Tunaiku, akses layanan keuangan akan menjadi semakin luas sehingga dapat memacu percepatan inklusi keuangan di Indonesia,” ujar Vishal.
Mengenai strategi tahun 2019, Vishal berharap Tunaiku dapat menjangkau segmen yang lebih luas, bagaimana menjangkau lebih banyak masyarakat, bagaimana meningkatkan maksimum jumlah pinjaman, menjangkau lebih banyak pengusaha bisnis mikro (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
"Tunaiku saat ini tengah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pelaku usaha kecil dan mikro. Jadi kami berencana meluncurkan fitur spesial untuk pelaku UMKM. Fitur tersebut juga tentunya untuk membantu, sesuai kebutuhan mereka. Saat ini, kami menyiapkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut," papar Vishal.
Tunaiku, pionir fintech dari Amar Bank, sejak hadir pada 2014 sampai saat ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Jumlah penyaluran kredit meningkat dengan cepat dari Rp200 miliar tumbuh menjadi Rp1 triliun. Jumlah install aplikasi yang mencapai 1 juta orang lebih dan jumlah nasabah yang mencapai lebih dari 200 ribu orang memperlihatkan pertumbuhan yang siginifikan.
"Kami berharap kehadiran Tunaiku sebagai pionir fintech di Indonesia dapat terus memberikan nilai positif bagi masyarakat yang sudah merasakan manfaat langsung dari layanan Tunaiku," tutup Vishal.
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH