Menuju konten utama

8 Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu untuk Kendaraan

Perbedaan oli asli dan palsu wajib diketahui oleh semua pemilik kendaraan. Pelajari lebih lanjut tentang ciri-ciri serta cara membedakan oli asli dan palsu.

8 Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu untuk Kendaraan
Oli Motor. foto/IStockphoto

tirto.id - Cara membedakan oli asli dan palsu menjadi pengetahuan penting bagi setiap pemilik kendaraan agar performa mesin tetap optimal. Ciri ciri oli palsu dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari kemasan, warna, tekstur, hingga soal harga.

Oli kendaraan merupakan cairan pelumas yang berfungsi untuk menjaga kinerja mesin tetap optimal. Oli ini biasanya dibuat dari campuran minyak dasar (base oil) yang dicampur dengan berbagai aditif yang sesuai. Jenis oli pun bervariasi, mulai dari oli mesin, oli transmisi, hingga oli gardan.

Fungsi utama oli adalah melumasi komponen mesin yang saling bergesekan. Saat mesin bekerja, komponen di dalamnya bergerak dengan kecepatan tinggi dan menghasilkan panas.

Oli menciptakan lapisan pelindung di antara permukaan komponen tersebut. Hal ini dapat mengurangi gesekan dan panas, serta mencegah keausan yang dapat memperpendek usia mesin. Dengan pelumasan yang baik, mesin pastinya dapat bekerja lebih halus dan efisien.

Memilih oli yang sesuai dan rutin mengganti oli adalah bagian penting dari perawatan mesin. Sayangnya, oli palsu banyak beredar di pasaran dan dapat berisiko merusak komponen mesin dan mengurangi umur kendaraan. Oleh karena itu, perbedaan oli asli dan palsu wajib diketahui oleh semua pemilik kendaraan.

Cara Membedakan Oli Palsu dan Asli

Ilustrasi Pelumas Mesin

Ilustrasi pelumas mesin. Getty Images/iStockphoto

Memilih oli diperlukan ketelitian agar tidak tertipu dengan produk yang terlihat serupa, tetapi memiliki kualitas yang jauh berbeda. Ada beberapa ciri ciri oli palsu yang bisa dilihat dari kemasan, tekstur oli, harga, hingga efeknya pada mesin kendaraan.

Berikut cara membedakan oli asli dan palsu:

1. Kode Produksi

Perbedaan oli asli dan palsu yang pertama dapat dilihat dari kode atau nomor produksinya. Setiap oli diproduksi dengan nomor identifikasi khusus yang disematkan di bagian tutup maupun kemasan botolnya.

Oli asli pasti memiliki kode produksi yang tertera di tutup dan bodi botol. Kedua kode produksinya pun pasti sama. Jadi, jika menemukan produk oli yang tidak memiliki kode produksi atau nomor produksinya tidak sama antara tutup dan botolnya, maka produk tersebut bisa dipastikan palsu.

2. Tutup dan Kemasan

Cara membedakan oli asli dan palsu juga bisa melalui tutup botol atau kemasannya. Periksa apakah tutup kemasan masih tersegel rapat atau tidak.

Oli asli umumnya memiliki tutup kemasan yang rapat dan sulit dibuka tanpa merusak segelnya. Tutup ini sering dilengkapi dengan fitur pengaman seperti cincin pemutus atau segel perekat khusus. Sebaliknya, oli palsu biasanya memiliki tutup yang mudah dilepas, segel yang longgar, atau bahkan tidak ada segel sama sekali.

Selain itu, perhatikan pula kemasan dan labelnya. Oli asli biasanya memiliki kemasan yang baik dengan warna tajam, sedangkan oli palsu memiliki kemasan yang berwarna kusam, terdapat goresan/baret, atau mungkin penyok.

3. Hologram Pengaman

Oli asli biasanya memiliki pengaman ekstra, misalnya berbentuk stiker hologram yang tidak mudah dipalsukan. Hologram ini memantulkan cahaya dengan jelas dan sering mencantumkan logo atau nama merek.

Oli palsu tidak memiliki pengaman seperti ini. Walaupun ada oli palsu yang mencoba menduplikasi stiker hologram, hasilnya seringkali terlihat buram dan tidak presisi yang menunjukkan bahwa produk tersebut bukan dari produsen resmi.

PELUMAS OTOMOTIF WAJIB SNI
Montir menunjukan pelumas mesin kendaraan di gerai penjualan oli di Jakarta, Senin (30/4/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

4. Warna

Cara membedakan oli asli dan palsu berikutnya adalah dari segi karakteristik fisik, salah satunya dari warna. Oli asli memiliki warna yang jernih dan sesuai dengan spesifikasi, misalnya bening kekuningan untuk oli baru. Warna ini mencerminkan kualitas dan proses penyulingan yang baik.

Di sisi lain, oli palsu seringkali memiliki warna yang keruh, gelap, atau tidak seragam karena menggunakan bahan campuran yang tidak berkualitas serta proses produksi yang tidak sesuai standar.

5. Bau

Perbedaan berikutnya adalah dari segi bau. Oli asli memiliki aroma khas yang lembut, tidak menyengat, atau bahkan tidak berbau sama sekali. Jika ada bau, bau oli asli cenderung seragam karena diproduksi dengan standar tinggi dan formula yang konsisten.

Sebaliknya, oli palsu sering memiliki bau aneh yang menyengat atau seperti bahan kimia yang tidak sesuai untuk pelumasan mesin. Aroma yang tidak normal ini biasanya disebabkan oleh penggunaan bahan baku berkualitas rendah, campuran bahan daur ulang, atau kurangnya proses pemurnian yang tepat.

6. Konsistensi atau Kekentalan Oli

Cara membedakan oli asli dan palsu dapat dilihat dari segi konsistensi atau kekentalannya. Oli asli memiliki tingkat kekentalan yang konsisten dan sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada kemasannya. Kekentalan oli asli dirancang agar optimal dalam memberikan pelumasan, baik dalam kondisi suhu rendah maupun tinggi.

Di pihak lain, oli palsu biasanya memiliki kekentalan yang tidak stabil atau tidak sesuai dengan standar. Oli palsu bisa terlalu encer sehingga tidak mampu melindungi komponen mesin dengan baik, bisa juga terlalu kental yang dapat menghambat sirkulasi di dalam mesin.

7. Harga

Cara membedakan oli asli dan palsu yang berikutnya adalah dari aspek harga. Oli asli biasanya dibanderol dengan harga yang konsisten dan sesuai dengan harga pasaran resmi yang ditetapkan oleh produsen. Harganya mungkin sedikit lebih mahal karena kualitas bahan, teknologi produksi, dan jaminan keaslian yang ditawarkan.

Sebaliknya, oli palsu cenderung dijual dengan harga yang jauh lebih murah atau di bawah harga pasar untuk menarik pembeli yang tergiur dengan penghematan. Oli palsu bisa lebih murah karena menggunakan bahan baku berkualitas rendah dan proses produksi yang tidak memenuhi standar.

8. Performa Mesin

Cara membedakan oli asli dan palsu adalah mengecek performa mesinnya. Oli asli memberikan pelumasan yang optimal sehingga mesin bekerja lebih halus, stabil, dan efisien. Oli asli mampu mengurangi gesekan antar komponen, menjaga suhu mesin tetap stabil, serta membersihkan mesin dari residu pembakaran atau kotoran.

Di sisi lain, oli palsu tidak dapat memberikan pelumasan yang baik karena kualitasnya yang buruk. Akibatnya, mesin sering terasa berat, mudah panas (overheat), dan lebih cepat aus. Oli palsu juga cenderung meninggalkan endapan yang dapat menyumbat saluran oli sehingga performa mesin menurun drastis.

Dampak Negatif Oli Palsu

Setelah mengetahui cara membedakan oli asli dan palsu, kita juga perlu memahami dampak negatif dari penggunaan oli palsu. Oli palsu membuat pelumasan mesin tidak optimal. Akibatnya, umur kendaraan jadi lebih pendek dan bisa berbahaya bagi pengendara.

Berikut dampak negatif dan bahayanya menggunakan oli palsu:

1. Kerusakan Komponen Mesin

Oli palsu tidak mampu memberikan pelumasan yang optimal sehingga gesekan antar komponen mesin meningkat. Hal ini membuat beberapa bagian penting kendaraan jadi cepat aus, misalnya piston, katup, atau bearing. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, oli palsu dapat menyebabkan kerusakan mesin permanen.

2. Mesin Cepat Panas

Gesekan yang terlalu besar akibat minimnya pelumasan bisa menghasilkan suhu tinggi. Selain itu, oli palsu tidak mampu menyerap maupun mendistribusikan panas sehingga mesin lebih rentan mengalami overheat. Kondisi ini dapat merusak struktur internal mesin dan mengganggu performa kendaraan secara keseluruhan.

3. Penumpukan Kotoran dan Endapan

Oli palsu tidak diformulasikan dengan bahan berkualitas. Akibatnya, oli palsu sering meninggalkan residu dan endapan. Endapan ini dapat menyumbat saluran oli, menghambat sirkulasi pelumasan, dan merusak komponen mesin secara perlahan.

4. Performa Mesin Menurun

Mesin yang menggunakan oli palsu biasanya terasa lebih berat, bergetar, atau mengeluarkan suara kasar. Hal ini disebabkan oleh pelumasan yang tidak optimal sehingga mesin bekerja lebih keras.

5. Konsumsi Bahan Bakar Lebih Boros

Dengan gesekan yang meningkat dan efisiensi mesin yang menurun, penggunaan oli palsu juga bisa menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros. Ini tidak hanya membebani biaya operasional, tetapi juga mengurangi efisiensi kendaraan.

6. Korosi dan Karat pada Mesin

Oli palsu biasanya terbuat dari bahan yang tidak berkualitas dan tidak mengandung aditif pelindung seperti zat anti karat yang ada pada oli asli. Akibatnya, komponen mesin lebih mudah terkena karat dan korosi, terutama pada bagian logam.

7. Umur Mesin Lebih Pendek

Kombinasi dari keausan, overheat, dan penumpukan kotoran akibat oli palsu membuat mesin kehilangan daya tahan. Penggunaan jangka panjang dapat memperpendek usia pakai kendaraan secara signifikan sehingga menimbulkan biaya perbaikan yang tinggi.

Cara membedakan oli asli dan palsu sangat penting untuk diketahui agar kendaraan tetap dalam kondisi optimal dan terhindar dari kerusakan yang merugikan. Selain memperhatikan ciri-cirinya, jangan pernah tergiur dengan harga murah dan pastikan membeli oli hanya di tempat resmi atau distributor tepercaya.

Baca juga artikel terkait OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Otomotif
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani