tirto.id - Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseso memperingatkan bahwa para pengedar narkoba di Indonesia semakin memperluas pasarnya dengan mengincar anak-anak.
Jenderal yang akrab dipanggil Buwas ini mengungkapkan, para bandar sudah mempersiapkan "Operasi Regenerasi Pasar Narkoba" yang menyasar anak-anak usia TK, SD, dan SMP melalui jajanan anak-anak sekolah yang membuat ketagihan.
"Mereka lakukan itu, karena 5,9 juta pengguna sudah tinggal menunggu waktu saja untuk sekarat dan mati," paparnya saat ditemui dalam acara 'Ngopi Bareng Buwas-Pimred Media' di Surabaya, Jawa Timur, Rabu malam, (26/10/2016).
Saat ini, katanya, tercatat 40-an orang per hari yang meninggal dunia akibat menjadi pengguna narkoba yang menggerogoti sistem metabolisme pada organ tubuh mereka, sedangkan bandar besar yang diuntungkan umumnya ada di luar negeri.
"Omzet jaringan narkoba itu sudah mencapai Rp3,6 triliun dalam setahun, namun tahun lalu tercatat Rp2,7 triliun yang aliran dananya keluar dari Indonesia dengan menyebar pada 11 negara dan angka terbanyak mengalir ke China," katanya.
Namun, ia mengaku sudah putus asa, karena pihak luar negeri sulit diajak kerja sama dalam pemberantasan narkoba, termasuk negeri jiran, seperti Singapura dan Malaysia. "Untuk itu akan kami berantas dengan cara-cara yang sudah kami pelajari dari berbagai negara," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Buwas telah mempersiapkan operasi tembak mati bagi para pengedar narkoba seperti yang dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Untuk itu, pihaknya mengaku sudah mempersiapkan tim khusus untuk mengeksekusi rencana ini.
"Kami tinggal menunggu senjata standar yang kami pesan dan akan datang pada November," tegasnya saat ditemui dalam acara 'Ngopi Bareng Buwas-Pimred Media' di Surabaya, Jawa Timur, Rabu malam, (26/10/2016).
Buwas juga menjelaskan, untuk melengkapi operasi tersebut, jajarannya sudah menyiapkan sekitar 50 ekor anjing pelacak (K-9) khusus narkoba.
"Lima puluh ekor k-nine itu sudah kami latih dalam enam bulan dan daya endus dan lacaknya sudah teruji, bahkan saya sendiri yang berangkat ke Belanda atas perintah Presiden untuk belajar khusus teknik menciptakan k-nine itu," paparnya.
Buwas menolak jika tindakannya nanti akan dianggap melanggar HAM. Ia berdalih, tindakan keras tersebut sudah ada dasar hukumnya.
"Pernyataan Presiden bahwa Indonesia berstatus darurat narkoba itu sudah di atas UU, bahkan Presiden menyatakan perang pada narkona. Selain itu juga ada Perkap (Peraturan Kapolri). Tindakan mereka yang merusak jutaan generasi muda itu justru lebih melanggar HAM," tandas Buwas.
Ia juga berdalih bahwa tindakan tersebut akan dilakukan dengan prosedur yang berlaku dan bisa dipertanggung jawabkan.
"Kami tidak ngawur, karena tindakan tegas itu juga terukur, sebab akan kami lakukan pada pengedar yang kami sudah punya data pelanggaran hukumnya. Kalau sudah begini masih direhabilitasi justru kita yang kalah, karena mereka pasti cari mangsa lagi," katanya dalam acara yang juga dirangkai dengan pertemuan BNN/BNNP dan Reserse Narkoba se-Indonesia dan dihadiri oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, Kasdam V/Brawijaya, Kasarmatim, Kasgartap, dan Ketua PWI Jatim Akhmad Munir itu.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra