tirto.id - Hukum Gossen 1 dan 2 dicetuskan ahli ekonomi Jerman bernama Herman Henrich Gossen (1854). Ia mempelajari cara pemuasan kebutuhan manusia, lalu menuangkan teorinya dalam hukum tersebut. Konsep yang disampaikannya dikategorikan sebagai teori nilai subjektif.
Hukum Gossen berkaitan dengan teori perilaku konsumen. Gossen menyimpulkan, "Jika pemuas terhadap suatu benda berlangsung terus menerus, kenikmatan mula-mula mencapai kepuasan tertinggi. Namun, makin lama makin turun, sampai akhirnya mencapai titik nol."
Teori perilaku konsumen diartikan sebagai teori yang menganalisis perilaku konsumen dalam mengonsumsi barang dan atau jasa. Teori milik Gossen lantas dipilah menjadi Teori Kardinal atau Hukum Gossen 1, dan Teori Ordinal atau Hukum Gossen 2.
Bunyi Hukum Gossen 1, Rumus, dan Contohnya
Hukum Gossen 1 disebut pula dengan Teori Kardinal. Teori Kardinal melakukan pendekatan dari sisi kepuasan marginal.
Menurut teori ini, tinggi rendahnya nilai suatu barang bergantung subyek yang memberi penilaian. Dengan begitu, tingkat kepuasan diukur dan dinilai angka nominal.
Hukum Gossen 1 menyatakan bahwa “pemenuhan kebutuhan atas suatu jenis barang secara terus-menerus akan menurunkan tingkat kepuasannya.”
Hukum Gossen 1 juga dikenal sebagai hukum kegunaan marginal yang menurun atau hukum penurunan kepuasan marginal atau the law of deminishing marginal utility or the law of decreasing marginal utility.
Meski demikian, tidak ada rumus Gossen 1 untuk menghitung nilai kepuasan tersebut secara matematis. Hal yang perlu digarisbawahi dari hukum Gossen 1 yaitu suatu barang yang dikonsumsi menurut jangka waktu tertentu dan terus ditambah, menimbulkan kepuasan total yang ikut meningkat pula.
Pada suatu titik, pemenuhan barang yang terus menerus justru membuat tingkat kepuasan yang diperoleh negatif. Seseorang tidak lagi memperoleh kepuasan yang sama seperti pada awal konsumsi.
Contoh Hukum Gossen 1 adalah:
"Ketika seseorang memimum 1 gelas air maka tingkat kepuasannya akan sangat tinggi. Namun, tingkat kepuasan tersebut semakin lama semakin berkurang selaras dengan jumlah air yang diminum."
Bunyi Hukum Gossen 1, Rumus, dan Contohnya
Hukum Gossen 2 dikenal pula dengan nama Teori Ordinal. Teori ini melakukan pendekatan dari sisi ordinal dengan menyatakan nilai guna barang tidak dapat dihitung, tetapi hanya bisa dibandingkan.
Hukum Gossen 2 menyebutkan bahwa “manusia akan berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas yang sama”.
Hukum ini juga dikenal dengan istilah nilai guna yang sama, atau hukum kepuasan harmoni, atau hukum perata nilai batas, atau pemenuhan secara horizontal.
Sama seperti Gossen 1, tidak rumus Gossen 2 secara matematis. Setiap orang akan memperoleh kepuasan berbeda atas benda-benda yang dikonsumsinya. Hanya saja, tingkat kepuasan atas nilai guna benda tidak hanya terfokus di satu jenis saja, melainkan beberapa macam sekaligus sesuai kebutuhan tiap orang
Contoh Hukum Gossen 2 adalah:
"Saat mempunyai uang sebesar Rp100.000, anda akan cenderung menghabiskan uang untuk berbagai kebutuhan. Misalnya, seorang pelajar membelanjakan uang untuk jajan, membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis.
Hal ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan pemenuhan kebutuhan akan memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya, dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut."
Perbedaan Hukum Gossen 1 dan 2
Hukum Gossen 1 dan 2 memiliki perbedaan pada cara seseorang mendapatkan kepuasaan saat mengonsumsi sesuatu. Menurut Hukum Goosen 1, jika konsumsi benda dilakukan terus-menerus, cenderung membuat orang tersebut tidak lagi memperoleh kepuasan maksimal seperti kali pertama menikmatinya.
Hukum Gossen 1 akan berlaku jika memenuhi syarat berikut:
- Benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
- Pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.
- Benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
- Terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang berbeda-beda.
- Tidak dapat diterapkan untuk benda-benda yang termasuk narkoba.
Konsumsi berbagai benda ini akan menghasilkan tingkat kepuasan yang setara. Tingkat kepuasan tidak hanya muncul dari satu benda saja, melainkan bisa langsung melalui beberapa benda karena nilai gunanya yang sama.
Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar & Ilham Choirul Anwar