tirto.id - Ada beberapa aspek yang menjadi pengaruh perubahan dari interaksi keruangan terhadap kehidupan di negara-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Salah satu aspeknya, adalah kehidupan ekonomi.
Kerja sama negara-negara ASEAN di bidang ekonomi terus berkembang. Puncaknya adalah ketika pemimpin negara-negara ASEAN bersepakat untuk membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Istilahnya adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kesepakatan itu bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN di tengah persaingan ketat ekonomi Asia, terutama dengan adanya kebangkitan ekonomi China (Tiongkok) dan India.
Selain itu, MEA juga dibentuk untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di kawasan Asia Tenggara dibutuhkan untuk memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan perkembangan industri dan mengerek pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan ekonomi berupa produksi, distribusi, dan konsumsi akan semakin luas dan bersaing bebas antarnegara-negara ASEAN.
Seperti dilansir dari Modul Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi COVID-19 untuk Jenjang SMP, perubahan ruang dan interaksi antar-ruang dapat terjadi dalam berbagai ruang lingkup ataupun skala.
Contohnya dalam skala sempit, perubahan ruang dan interaksi antar-ruang terjadi antara desa dengan kota. Sementara dalam skala luas, perubahan ruang dan interaksi antar-ruang dapat terjadi antar-negara dan antar-benua.
Perubahan yang paling tampak di Asia adalah alih fungsi lahan. Tidak sedikit daerah di Asia yang berubah menjadi daerah perkotaan. Maka dari itu, perubahan tersebut mendorong terjadinya interaksi antar-ruang dalam bentuk perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Pada tahun 2015, sekitar 47 persen penduduk Asia tinggal di daerah perkotaan. Lantas, bagaimana pengaruh perubahan ruang terhadap kehidupan ekonomi di ASEAN?
Perubahan ruang terhadap kehidupan ekonomi di ASEAN
Sebagai upaya membangun kehidupan ekonomi di ASEAN, negara-negara Asia Tenggara menerapkan ASEAN Free Trade Area (AFTA), demikian dikutip dari bukuIlmu Pengetahuan Sosial.
Secara ekonomis, AFTA akan menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas. Terdapat banyak pilihan konsumsi dari segi kuantitas dan kualitas. Kerja sama berbagai negara di ASEAN ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja sama antar-negara dalam bidang ekonomi.
Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan adanya kompetitor dari luar negeri. Kegiatan produksi suatu negara ASEAN bisa dengan mudah dilakukan dan dipasarkan ke negara lain dalam lingkup ASEAN.
Kerja sama ASEAN menjadikan jangkauan proses distribusi menjadi lebih jauh. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen sampai ke tangan masyarakat (konsumen) melalui distributor.
Tidak hanya itu, perkembangan teknologi transportasi dapat memperpendek jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan barang atau jasa sampai ke tangan konsumen.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa, lautan luas tidak lagi menjadi penghalang untuk mendistribusikan barang dan jasa. Kemudahan distribusi ini sangat menguntungkan pelaku kegiatan ekonomi dan memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Pasalnya, kegiatan distribusi antar-negara dalam bentuk ekspor dan impor yang melibatkan dua negara atau lebih identik dengan pergerakan barang atau jasa antar-negara.
Dalam hal ini, kegiatan produksi dan distribusi bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Konsumen adalah pengguna barang atau jasa yang telah diproduksi oleh produsen dan didistribusikan oleh distributor.
Contoh perubahan ruang terhadap kehidupan ekonomi di ASEAN
- Indonesia dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh petani di Thailand dan Myanmar. Produk elektronik Singapura dapat lebih mudah diperoleh oleh masyarakat di negara ASEAN.
- Singapura adalah negara yang mengutamakan sektor perdagangan dan sangat bergantung pada ekspor dan impor. Dalam hal ini, banyak negara-negara lain yang ingin berinvestasi di Singapura karena iklim investasi yang sangat menarik dan suhu politik yang stabil.
- Produsen beras seperti Thailand dapat dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura, Indonesia, dan negara anggota ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun sebaliknya.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Yulaika Ramadhani