Menuju konten utama

Persamaan dan Perbedaan Profil Anggota ASEAN: Indonesia & Malaysia

Profil Malaysia dan Indonesia sebagai negara anggota ASEAN.

Persamaan dan Perbedaan Profil Anggota ASEAN: Indonesia & Malaysia
Petani mencabut bibit padi gratis dari pemerintah berusia 22 hari untuk kemudian ditanam di persawahan Meuredu, Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Senin (19/12). ANTARA FOTO/Rahmad.

tirto.id - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) resmi berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967. Mengutip laman resmi ASEAN, pada tanggal tersebut lima wakil negara-negara Asia Tenggara menandatangani Deklarasi Bangkok (Deklarasi ASEAN).

Kelimanya adalah: Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik; Wakil Perdana Menteri yang saat itu juga menjabat Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia Tun Abdul Razak); Menteri Luar Negeri Filipina Narciso R. Ramos; Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman; serta Menteri Luar Negeri Singapura Sinnathamby Rajaratnam.

Kini, jumlah anggota ASEAN tercatat ada 11 negara. Antara lain lima negara pendiri: Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura, ditambah Myanmar, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, dan yang paling baru Timor Leste.

Berikut ini perbedaan dan persamaan profil negara anggota ASEAN Indonesia dan Malaysia.

Profil Negara Indonesia

Indonesia merupakan negara kesatuan berbentuk republik yang dipimpin oleh kepala negara dan kepala pemerintahan seorang presiden. Negara yang beribukota di Jakarta ini menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Secara geografis, Indonesia berada di antara persilangan dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik), serta secara astronomis terletak di antara dua garis balik (23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajar Lintang Selatan). Dengan posisi tersebut, membuat Indonesia beriklim tropis.

Sebagai negara beriklim tropis, maka tak mengherankan jika Indonesia melimpah akan kekayaan alamnya, terutama dalam sektor pertanian. Padi, kelapa, jagung, dan pisang menjadi komoditas utama Indonesia pada sektor agraris.

Selain itu, sektor minyak dan gas (migas) serta hasil sumber daya alam berupa bahan-bahan mentah, seperti hasil hutan (kayu, rotan, karet dan lain-lain), tekstil, serta hasil pertanian dan perikanan (beras, udang, dan hasil laut) juga menjadi primadona ekspor Indonesia. Adapun impor utamanya berupa perkakas industri, farmasi dan kimia, barang-barang elektronik, dan otomotif.

Dalam hal demografi, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak pertama di ASEAN. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah 255,7 juta jiwa. Pada tahun 2015 ini, rata-rata tingkat kepadatannya mencapai 475 jiwa/km² dengan tingkat pertumbuhan -0,1% per tahun.

Etnis Jawa tercatat menjadi suku bangsa dengan penduduk paling banyak (± sekitar 45 persen) di Indonesia. Hampir di setiap pulau ditemukan orang-orang keturunan Jawa. Berikutnya adalah suku Sunda (8 persen), suku Madura (7 persen), dan sisanya suku bangsa lain.

Profil Negara Malaysia

Malaysia merupakan “negeri jiran” atau tetangga karena berbatasan secara langsung, baik laut maupun daratan dengan Indonesia. Negara berbentuk monarki konstitusional ini beribukota di Kuala Lumpur dan diperintah oleh perdana menteri sebagai kepala pemerintahan serta kepala negara seorang Raja yang Dipertuan-Agung .

Bahasa Malaysia menjadi bahasa nasional. Bahasa tersebut hampir sama dengan bahasa Indonesia karena keduanya sama-sama berakar pada bahasa Melayu. Namun, bahasa Inggris juga sering digunakan sebagai bahasa nasional.

Secara geografis, Malaysia berbatasan dengan Thailand dan Laut Cina Selatan di bagian utara; sebelah timur berbatasan dengan Laut Sulu dan Laut Sulawesi; sebelah selatan berbatasan dengan Pulau Kalimantan dan Kepulauan Riau; dan dengan Selat Malaka dan Pulau Sumatra di sebelah barat.

Sama halnya dengan Indonesia, Malaysia juga merupakan negara beriklim tropis dengan curah hujan tinggi, rata-rata 260-800 mm sepanjang tahun. Dengan kondisi alam yang demikian, tak mengherankan jika Malaysia juga menjadi negara agraris dengan sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian.

Selain pertanian, sektor perkebunan juga menjadi andalan negeri jiran tersebut. Hasil utama dari bidang perkebunan yaitu karet dan kelapa sawit. Bahkan, sebanyak 40 persen kebutuhan karet dunia disuplai oleh Malaysia.

Sementara dalam sektor pertambangan, Malaysia merupakan penghasil timah terbesar di dunia. Barang tambang lain yang dihasilkan yaitu bauksit, batu bara, besi, tembaga, emas, dan perak.

Usaha pemerintah yang sungguh-sungguh juga nampak pada peningkatan pemanfaatan sumber daya alam untuk dikelola oleh negaranya sendiri sebagai sumber bahan mentah sehingga diharapkan mengurangi ketergantungan pada negara lain. Dengan kemampuan pengelolaan bahan baku sendiri, Malaysia dalam beberapa tahun terakhir telah mengembangkan pabrik otomotif.

Secara demografis, Malaysia dihuni oleh sekitar 30,8 juta jiwa penduduk (2015) dengan pertumbuhan 0,3 persen per tahun. Komposisi penduduknya terdiri atas orang Melayu (sekitar 50 persen), Tiongkok (37 persen), India (11 persen), dan sisanya adalah orang-orang Eurasia, Eropa, dan keturunan bangsa lain.

Baca juga artikel terkait ASEAN atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Dipna Videlia Putsanra