tirto.id - Peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, mengungkap temuan mengenai kandungan mikroplastik dalam air hujan yang turun di Jakarta. Reza menjelaskan bahwa penelitian mengenai kandungan air hujan tersebut telah dilakukan sejak 2018.
Setelah keluar hasil temuan, BRIN langsung berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk mencari solusi masalah lingkungan tersebut. Temuan tersebut menunjukkan bahwa polusi mikroplastik kini telah menjangkau atmosfer.
Reza menegaskan bahwa perlu ada langkah penanganan yang ilmiah, terukur, dan kolaboratif. “Sejak awal kami sudah berkoordinasi dengan DLH DKI Jakarta, yang merespons cepat dan mendorong penelitian lanjutan, baik di perairan Jakarta maupun di air hujan,” kata Reza dalam keterangan pers, Sabtu (18/10/2025).
Meski demikian, hingga saat ini belum ada regulasi nasional mengenai batas aman mikroplastik di udara dan air hujan, sehingga kolaborasi ini diharapkan menjadi pijakan awal menuju kebijakan nasional berbasis bukti ilmiah.
Menanggapi temuan BRIN mengenai kandungan mikroplastik dalam air hujan, Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah memperkuat pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir, termasuk pemantauan kualitas udara dan air hujan secara berkelanjutan.
Asep menyebut langkah yang telah diterapkan antara lain diterbitkannya Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan, Perluasan Jakstrada (Kebijakan Strategis Daerah) soal Persampahan yang menargetkan pengurangan sampah 30 persen dari sumbernya, serta pengembangan bank sampah, fasilitas TPS 3R, dan berbagai inisiatif daur ulang berbasis komunitas.
Pemprov DKI Jakarta juga membuka ruang kolaborasi dengan dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan untuk mempercepat pengurangan plastik sekaligus mengembangkan teknologi daur ulang.
“Menjaga langit Jakarta bebas dari mikroplastik adalah tanggung jawab bersama, dan perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama untuk menanggulangi persoalan plastik ini,” kata Asep.
Selain memperluas peluang riset, Pemprov DKI Jakarta bersama BRIN kini tengah memperluas pemantauan mikroplastik di udara dan air hujan melalui sistem Jakarta Environmental Data Integration (JEDI), sebuah platform berbasis data untuk pemantauan kualitas lingkungan. Data yang terhimpun dari sistem ini akan menjadi dasar pengambilan kebijakan yang lebih berbasis bukti (evidence-based policy).
Asep menambahkan, sinergi riset ini tidak hanya memperkuat basis data ilmiah, tetapi juga mendukung lahirnya kebijakan pengendalian polusi yang lebih efektif dan adaptif.
“Temuan BRIN ini bukan sekadar peringatan, melainkan momentum untuk memperkuat riset dan solusi. Polusi plastik kini bukan hanya masalah laut atau sungai, tetapi sudah sampai di langit Jakarta,” ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta akan fokus pada riset terapan, penerapan teknologi filtrasi udara dan air hujan, serta inovasi produk ramah lingkungan. Upaya pengurangan plastik akan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari rumah tangga, kawasan bisnis, hingga sektor industri.
“Kami terbuka untuk berkolaborasi dalam penelitian, pengembangan teknologi filtrasi, dan inovasi produk ramah lingkungan. Menjaga langit Jakarta dari mikroplastik adalah tanggung jawab semua pihak,” ungkap Asep.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Rina Nurjanah
Masuk tirto.id


































