tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa tektonik di Mindanao, Filipina, pada Selasa (21/11/2023) pukul 02.28 WIB.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo (M) 5,1.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,69° LU ; 125,24° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 229 Km arah barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 43 km," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Selasa.
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan gempa terdebut terjadi karena deformasi batuan dalam slab Lempeng Cotabato (intra-slab) yang tersubduksi ke bawah Mindanao.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik (oblique thrust fault)," ujarnya.
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa tersebut dirasakan hingga Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Getaran yang dirasakan memiliki skala intensitas I MMI, artinya getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
BMKG belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. BMKG juga menyarankan untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak karena gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata Daryono.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Gilang Ramadhan