tirto.id - PT Bio Farma (Persero) menargetkan vaksin COVID-19 Indovac dapat digunakan secara global atau masuk pasar ekspor. Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan hal itu merupakan target jangka panjang.
“Tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, Indovac juga digunakan untuk suplai pasar global. Peluang ekspor Indovac terbuka lebar," kata Honesti dikutip dari Antara, Jumat (9/9/2022).
Honesti mencatat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk memproduksi vaksin COVID-19 Indovac mencapai 80 persen. "TKDN vaksin Indovac berdasarkan self-assessment kurang lebih 80 persen," kata dia.
Honesti menyampaikan keistimewaan lain dari Indovac adalah dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir oleh anak bangsa, yaitu Bio Farma yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kesehatan.
"Ini menjadi langkah menuju kemandirian sektor kesehatan," katanya.
Dengan TKDN 80 persen, Honesti berharap dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada vaksin impor. Hal itu akan berdampak positif dalam penghematan devisa negara.
"TKDN yang tinggi juga berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, karena terjadinya penyerapan tenaga kerja lokal, penggunaan bahan baku lokal, dengan riset dan pengembangan (R&D) anak-anak bangsa," kata dia.
Honesti mengatakan Bio Farma sudah mendaftarkan emergency use listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar bisa digunakan di negara negara lain melalui mekanisme support Covax Facility (multilateral).
"Melalui vaksin COVID-19, Bio Farma berharap dapat berkontribusi dalam mendukung kesehatan dunia, tidak hanya di Indonesia," katanya.
Berdasarkan pernyataan Kepala BPOM RI Penny K. Lukito saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI (30/9), EUA Indovac akan dirilis sekitar pertengahan September 2022.
Pada saat yang sama, Bio Farma juga mengajukan sertifikasi kehalalan Indovac. Vaksin BUMN itu telah melewati audit aspek kehalalan dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Setelah memperoleh izin, Bio Farma menyiapkan tahap berikutnya yaitu memproduksi vaksin Indovac.
Untuk tahap awal, Bio Farma memproduksi maksimal 20 juta dosis. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.
Selanjutnya, kapasitan produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024 tergantung pada kebutuhan dan permintaan.