tirto.id - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengklaim bahwa berdasarkan perhitungan sendiri (self assesment), vaksin COVID-19 Indovac memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) kurang lebih 80 persen.
Dia pun menyebut vaksin badan usaha milik negara (BUMN) itu memiliki keistimewaaan dibandingkan dengan vaksin COVID-19 lainnya, karena dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir oleh anak bangsa, yaitu Bio Farma.
“Vaksin COVID-19 BUMN karya Bio Farma yang memiliki TKDN hampir 80 persen ini menjadi langkah menuju kemandirian sektor kesehatan. Dengan TKDN sebesar itu kita berharap dapat mengurangi ketergantungan pada vaksin impor,” ujar Honesti melalui keterangan tertulis, Selasa (6/9/2022).
Dia menambahkan, bahwa pada akhirnya hal itu akan berdampak positif dalam penghematan devisa negara. Menurut Honesti, TKDN yang tinggi juga bakal berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, karena terjadinya penyerapan tenaga kerja lokal, penggunaan bahan baku lokal, dengan riset dan pengembangan (research and development/R&D) anak-anak bangsa.
Lanjut dia, bahkan dalam jangka panjang, pasar ekspor vaksin juga menjadi tujuan Bio Farma. “Tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, Indovac juga digunakan untuk suplai pasar global. Peluang ekspor Indovac terbuka lebar,” kata Honesti.
Kemudian dia menerangkan bahwa mereka juga telah mendaftarkan izin penggunaan darurat (emergency use listing/EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Vaksin Indovac nantinya bisa digunakan di negara-negara lain melalui mekanisme support Covax Facility (multilateral).
“Melalui vaksin COVID-19, Bio Farma berharap dapat berkontribusi dalam mendukung kesehatan dunia, tidak hanya di Indonesia,” tutur Honesti.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri