tirto.id - Bank Indonesia masih menyusun proof of concept (POC) dari digital rupiah atau central bank digital currency (CBDC). Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta, menuturkan setelah proses proof of concept tahap 1, akan dilanjutkan dengan membangun sistem uji coba dengan penyedia teknologi, tinjauan kebijakan lalu dilakukan uji coba.
“Kita saat ini sudah masuk tahap proof of concept Tahap 1. Kalau kita bicara digital rupiah kan dibagi tiga tahapan ya, tahap wholesale, lalu tahap wholesale dengan pihak sekuritasnya, lalu yang ketiga wholesale kaitannya dengan retail,” kata Filianingsih dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Desember 2023, Jakarta, Jumat (21/12/2023).
Sementara itu, proof of concept Digital Rupiah direncanakan meluncur pada 2024.
"Di 2024 akan masuk tahap proof of concept," kata Deputi Gubernur BI, Juda Agung, di Peluncuran Buku Putih, Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030, Rabu (6/12/2023).
Untuk diketahui sebelumnya, Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan proof of concept Digital Rupiah pada Juli 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo mengklaim sudah bertemu dengan pemain-pemain potensial untuk menjadi wholesaler Digital Rupiah.
Digital Rupiah akan diterbitkan dalam dua jenis. Pertama, Digital Rupiah wholesale (w-Digital Rupiah) dengan cakupan akses yang terbatas dan hanya didistribusikan untuk melayani transaksi wholesale. Kedua, Digital Rupiah ritel (r-Digital Rupiah) dengan cakupan akses yang terbuka untuk publik dan didistribusikan untuk transaksi ritel.
Digital Rupiah diharapkan memiliki kualitas yang lebih aman dan efisien dibandingkan kualitas uang kartal fisik dan rekening giro di Bank Indonesia.
Sebelumnya, BI telah meluncurkan desain pengembangan digital rupiah yang terangkum dalam white paper atau buku putih yang menguraikan rumusan Central Bank Digital Currency (CBDC) Indonesia beserta pertimbangan manfaat dan risikonya. Penerbitan buku putih tersebut merupakan langkah awal "proyek garuda" yaitu proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur digital rupiah.
Pengembangan Proyek Garuda Digital Rupiah meliputi desain konseptual, integrasi infrastruktur dan teknologi. Pengembangan Digital Rupiah terdiri dari tiga tahap. Pada tahap pertama, pengembangan akan dimulai dengan w-Digital Rupiah untuk use case penerbitan, pemusnahan, dan transfer dana antar pihak. Pada tahapan berikutnya, use case w-Digital Rupiah akan diperluas dengan tambahan yang mendukung transaksi di pasar keuangan. Terakhir, konsep integrated end-to-end w-Digital Rupiah to r-Digital Rupiah akan diujicobakan.
Pendekatan itu memungkinkan eksplorasi berbagai alternatif desain Digital Rupiah guna memastikan nilai tambah yang paling optimal. Digital Rupiah akan dibangun dalam fitur desain yang tangguh dan memungkinkan pengembangan model bisnis baru yang inovatif, inklusif, dan mendorong efisiensi.
Digital Rupiah akan dilengkapi dengan berbagai fitur yang memastikan resiliensi, baik dalam konteks keamanan maupun ketersediaan. Seperti offline functionality, yang juga memastikan perluasan inklusi keuangan di daerah tertinggal.
Digital Rupiah juga akan dilengkapi fitur programmability yang memungkinkan pengembangan inovasi dan efisiensi keuangan, misalnya smart contract. Tokenisasi surat berharga juga akan dikembangkan di dalam platform Digital Rupiah untuk membuka peluang-peluang baru bagi pendalaman pasar keuangan.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin