tirto.id - Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, perbankan akan menjadi distributor rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC) yang sedang dikembangkan Bank Indonesia.
“Kita dukung, sistemnya ini akan wholesale dan ritel, bank akan jadi distributor,” kata Kartika dikutip Antara, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Meski begitu, perbankan akan menunggu tindak lanjut dari program rupiah digital Bank Indonesia (BI) ini yang desainnya baru diterbitkan dalam bentuk white paper.
“Kita akan berdiskusi bagaimana pola dan teknologinya. Kita kerja sama dengan BI bagaimana detailnya, dan terkait security-nya juga,” tambah Kartika.
Menurutnya, perkembangan teknologi digital telah mengurangi transaksi secara langsung baik melalui cabang perbankan maupun melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM), terutama di tengah penyebaran pandemi COVID-19.
Dengan kehadiran rupiah digital, ia mengatakan uang fisik dalam bentuk kertas maupun logam akan perlahan-lahan ditinggalkan.
Sebelumnya, BI meluncurkan Proyek Garuda pada Rabu, 30 November 2022. Melalui proyek Garuda tersebut, pengembangan digital rupiah akan diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan dan transfer antarbank.
Kemudian penerapan digital rupiah akan diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesale digital rupiah dengan ritel digital rupiah secara end to end.