Menuju konten utama

BI Dukung Polisi Usut Kasus Produksi Uang Palsu di UIN Makassar

BI pun meminta warga tenang dalam bertransaksi tunai dan mengajak publik untuk melakukan metode 3D untuk mendeteksi potensi uang palsu.

BI Dukung Polisi Usut Kasus Produksi Uang Palsu di UIN Makassar
gedung bank indonesia.antara foto/ampelsa/kye/16

tirto.id - Bank Indonesia (BI) mengapresiasi upaya kepolisian dalam pengungkapan kasus adanya pembuatan dan pengedar uang palsu yang terjadi di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan, BI telah berkoordinasi secara intens dengan Polda Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) dalam pengungkapan kejahatan pemalsuan uang Rupiah tersebut.

“Selanjutnya, BI juga siap mendukung Polri dalam proses penyidikan dengan melakukan klarifikasi atas barang bukti uang palsu dan siap memberikan bantuan ahli Rupiah dalam hal diperlukan,” ungkap Ramdan dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Jumat (20/12/2024).

Dia menyebut, koordinasi tersebut sejalan dengan peran Polri dan BI sebagai bagian unsur Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal). Unsur Botasupal terdiri dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan, dan BI.

Ramdan pun menghimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir dan tetap dapat bertransaksi secara tunai. Masyarakat juga diharapkan dapat mengenali ciri-ciri uang asli dengan menggunakan metode 3D, yakni Dilihat, Diraba, dan Diterawang.

“Selanjutnya, apabila masyarakat mendapatkan/menemukan uang yang dicurigai/diduga palsu sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwenang, perbankan atau Bank Indonesia,” ucap Ramdan.

Ramdan menambahkan, rasio uang palsu terhadap Uang Yang Diedarkan (UYD) menunjukan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2024, rasio uang palsu terhadap UYD sebesar 4 lembar per juta uang yang beredar (4 ppm) atau lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dan 2023 yang masing-masing 5 ppm.

“Lebih rendah dari tahun 2022 dan 2023 pada 5 ppm serta 9 dan 7 ppm di tahun 2020 & 2021,” sebut Ramdan.

Dia menyebut, kualitas uang yang dipalsukan sangat rendah jika dibandingkan dengan Rupiah asli seperti menggunakan kertas HVS dan cetak offset biasa, sehingga masih dengan mudah dikenali masyarakat dengan metode 3D.

Sebagai informasi, dikutip dari Currency News edisi November 2024, uang kertas Rp50.000 tahun emisi 2022 meraih peringkat ke dua “World’s Most Secure Currencies” versi BestBrokers, sebuah lembaga independen yang fokus pada analisis dan pemeringkatan financial trading platform.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa uang Rupiah kertas Rp50.000 Tahun Edaran 2022 sebagai pecahan teraman ke 2 di dunia dengan 17 fitur keamanan canggih, sehingga Rupiah semakin sulit dipalsukan dan makin mudah dikenali.

Baca juga artikel terkait UANG PALSU atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Hukum
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher