Menuju konten utama

BGN Lapor ke Prabowo Penyebab Keracunan MBG: SPPG Masih Baru

Prabowo disebut prihatin atas berbagai insiden keracunan MBG yang terjadi.

BGN Lapor ke Prabowo Penyebab Keracunan MBG: SPPG Masih Baru
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (10/7/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Presiden Prabowo Subianto menerima laporan dari Kepala Badan Gizi nasional (BGN) Dadan Hindayana terkait kejadian luar biasa (KLB) akibat insiden keracunan yang dialami oleh ribuan siswa di berbagai wilayah Indonesia pasca mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG).

Laporan tersebut diberikan Dadan saat dipanggil Prabowo di Istana Negara, Sabtu (27/9/2025).

Dadan mengklaim bahwa kasus keracunan tersebut terjadi pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru dibentuk. Menurutnya, SPPG tersebut masih kurang dalam jam terbang beroperasi melayani kebutuhan MBG.

"Data menunjukkan bahwa kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan jam terbang," kata Dadan dalam keterangan pers, Minggu (28/9/2025).

Selain menyalahkan SPPG yang memiliki jam terbang kurang, Dadan juga menyebut faktor lain yang turut memicu insiden tersebut adalah kualitas bahan baku, kondisi air, serta pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP).

Menanggapi laporan tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rasa keprihatinan atas berbagai insiden yang terjadi. Dia menegaskan perlunya peningkatan tata kelola sekaligus memberikan arahan agar setiap SPPG memiliki koki terlatih dan dilengkapi alat rapid test untuk memeriksa kualitas makanan.

Kepala Negara pun menginstruksikan agar setiap SPPG memiliki alat sterilisasi food tray, memasang filter air, serta dilengkapi CCTV yang terhubung langsung ke pusat. Prabowo berharap langkah-langkah tersebut dapat memperkuat kualitas layanan dan memastikan program pemenuhan gizi nasional berjalan lebih aman serta terpercaya.

Dalam keterangannya, Dadan tidak memperinci jumlah korban keracunan yang dilaporkannya kepada presiden. Namun dia hanya menyebut selama periode 6 Januari hingga 31 Juli 2025, terbentuk 2.391 SPPG dengan 24 kasus kejadian. Sementara pada 1 Agustus hingga 27 September 2025 bertambah 7.244 SPPG dengan 47 kasus kejadian.

Dia menyampaikan bahwa jumlah SPPG yang telah beroperasi hingga saat ini mencapai 9.615 unit.

"Capaian jumlah SPPG yang operasional telah mencapai 9.615 dan telah melayani kurang lebih 31 juta penerima manfaat," kata Dadan.

Baca juga artikel terkait PRABOWO SUBIANTO atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Insider
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Hendra Friana