tirto.id - Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dari kehidupan manusia di dunia, di antaranya adalah bekerja dan sekolah dari rumah.
Sehingga tak sedikit orang tua, anak-anak hingga mereka yang masih melajang stres karena perubahan yang sangat cepat sebagai dampak dari pandemi ini.
Pandemi COVID-19 ini juga berdampak signifikan bagi kesehatan mental kita. Ketakutan terinfeksi virus yang belum ada obatnya tak sedikit membuat kesehatan mental seseorang terganggu.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan agar mental tetap sehat adalah melakukan me time atau waktu untuk diri sendiri.
Me time atau waktu untuk diri sendiri sangat dibutuhkan oleh setiap orang guna menjaga kesehatan mental, namun durasi terbaiknya tidak lebih dari 30 menit.
Psikolog dan mental health advocate, Anastasia Satrio mengatakan bahwa waktu untuk diri sendiri harus dimiliki oleh setiap orang, terlebih di masa pandemi. Me time berguna untuk membuat pikiran tetap tenang dan segar.
"Kadang-kadang 5-10 menit atau 15 menit itu bisa menambah kewarasan untuk mengerjakan banyak hal lain atau nemenin anak," ujar Anastasia seperti dilansir Antara.
Namun, yang harus digaris bawahi, lamanya me time tidak boleh lebih dari 30 menit. Menurut Anastasia, untuk membuat pikiran rileks, hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam setiap hari.
"Me time itu penting banget tapi lihat durasinya. Kalau kayak lihatin tanaman sampai 5 jam dan enggak ngerjain hal lain dan enggak bertanggung jawab buat yang lain jadinya selfish," kata Anastasia.
"Buat kesehatan mental kita butuh 30 menit yang tiap hari, itu lebih penting daripada dirapel sebulan jadi sejam. Kalau di rumah me time bisa lihat tanaman, minum teh atau dekor-dekor," ujar Anastasia melanjutkan.
Sementara itu, Anastasia mengatakan penting bagi orang tua untuk memiliki mental yang sehat. Sebab, jika pikiran selalu tegang dan bercabang akan berimbas pada anak.
"Penting banget kitanya dulu sebagai orang dewasa bisa manage ourself baru main sama anak, kalau enggak kita bisa kelepasan ke anak, kasihan anaknya," kata Anastasia.
Editor: Agung DH